BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Asuhan Kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan.
Jadi, asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang
diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita.
Neonatus, bayi, dan balita dengan masalah adalah suatu
penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita.
Ada beberapa masalah yang lazim terjadi diantaranya adalah adanya miliaris atau
biang keringat.
Biang keringat kerap kita temui pada neonatus ,bayi dan balita, karena kulit
mereka cenderung lebih sensitif daripada orang dewasa. Bahkan 70 persen dari
tubuh bayi mengandung air, itulah mengapa bayi mudah sekali mengeluarkan
keringat bila dibandingkan dengan orang dewasa. Masalah kembali bertambah saat
anak Anda rewel karena rasa gatalnya yang terus mengganggu. Jangan panik,
sebelum tergesa-gesa memberi anak Anda bermacam-macam obat, kenali dulu
tanda-tanda dan deskripsi dari biang keringat itu sendiri, jangan sampai
nantinya Anda salah mendeskripsikan keadaan anak Anda dan memberinya obat yang
salah.
Biang keringat atau biasa disebut dalam
istilah medis dengan miliaris adalah penyakit kulit yang ditandai dengan
kemerahan, muncul papul (bintil-bintil), dan gatal. Penyebabnya bisa terjadi
pada cuaca yang lembab, panas, karena peredaman yang terus- menerus pada kulit
oleh keringat sehingga lemak kulit terbuang. Biang keringat biasanya muncul
pada anak-anak yang bertempat tinggal di daerah yang lembab dan sangat pamnas.
Gatalnya yang hebat menyebabkan gangguan tidur,men gurangi nafsu makan, dan
gangguan umum infeksi sekunder.
B.Tujuan
a.
Apa
pengertian dari milliaris?
b.
Apa
penyebab dari milliaris ?
c.
Bagaimana
tanda dan gejala milliaris?
d. Bagaimana pencegahan milliaris?
e. Bagaimana penatalaksanaan milliaris?
C.Rumusan Masalah
a. Untuk mengetahui pengertian dari milliaris
b. Untuk mengetahui penyebab dari milliaris
c. Untuk memahami tanda dan gejala milliaris
d. Untuk mengetahui cara pencegahan
terjadinya milliaris
e. Untuk mengetahui penatalaksanaan
terhadap milliaris
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai
dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat
berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher,
bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan
atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Milliariasis
disebut juga sudamina, biang keringat,
keringat buntet, liken tropikus, atau pickle heat . ( Adhi Djuanda, 1987)
Miliariasis
merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tertutupnya saluran kelenjar
keringat.(Hassan, 1984).
Miliariasis
adalah kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan adanya vesikel
milier. (Adhi Djuanda, 1987).
Milliariasis
adalah dermatosis yang disebabkan oleh retens keringat akibat tersumbatnya pori
kelenjar keringat. (Vivian, 2010)
Miliariasis adalah dermatosis yang timbul akibat penyumbatan kelenjar
keringat dan porinya, yang lazim timbul dalam udara panas lembab seperti daerah
tropis atau selama awal musim panas atau akhir musim hujan yang suhunya panas
dan lembab. Karena sekresinya terhambat maka menimbulkan tekanan yang
menyebabkan pecahnya kelenjar atau duktus kelenjar keringat. Keringat yang
masuk ke jaringan sekelilingnya menimbulkan perubahan anatomi. Sumbatan
disebabkan oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan oleh edema akibat
keringat yang tak keluar (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988).
Miliariasis
atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat keringat
berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat, yaitu di dahi, leher,
bagian-bagian badan yang tertutup pakaian (dada dan punggung), serta tempat
yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat juga dikepala. Keadaan
ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang berlebihan, dapat diikuti
rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan disertai banyak
gelembung kecil berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000).
B.
Klasifikasi Milliaris
1.
Miliaria Kristalina
Pada penyakit ini terlihat vesikel berukuran 1-2 mm
berisi cairan jernih tanpa disertai kulit kemerahan, terutama pada badan
setelah banyak berkeringat, misalnya karena hawa panas.
Vesikel bergerombol tidak disertai tanda-tanda radang atau
inflamasi pada bagian badan yang tertutup pakaian. Umumnya tidak memberi
keluhan subjektif dan sembuh dengan sisik yang halus.
Pada gambaran histopatologik terlihat gelembung
intra/subkorneal. Pengobatan tidak diperlukan, cukup dengan menghindari panas
yang berlebihan, mengusahakan ventilasi yang baik, pakaian tipis dan menyerap
keringat. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi lipat siku, lipat lutut, lipat payudara,
lipat paha dan punggung, dahi, leher, dan dada. Vesikel terletak sangat
superfisial, kecil dan tembus terang, tidak disertai tanda-tanda inflamasi dan
mudah pecah. Biasanya tidak ada keluhan subjektif. (Hassan, 1984)
Milliaris timbul pada
pasien dengan peningkatan keringat seperti pasien demam di ranjang. Lesinya
berupa vesikel sangat superfisial, jernih, dan kecil tanpa reaksi peradangan,
asimptomatik dan berlangsung singkat dan cenderung mudah pecah akibat trauma
teringan pun. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)
2.
Miliaria Rubra
Penyakit ini lebih berat daripada miliariasis kristalina.
Terdapat pada badan dan tempat-tempat tekanan ataupun gesekan pakaian. Terlihat
papul merah atau papul vesikular ekstrafolikular yang sangat gatal dan pedih.
Milliaria jenis ini terdapat pada orang yang tidak biasa pada daerah tropik.
Kelainan bentuknya dapat berupa gelembung merah kecil, 1-2 mm, dapat tersebar
dan dapat berkelompok. (Adhi Djuanda, 1987)
Patogenesisnya belum diketahui pasti, terdapat dua pendapat.
Pendapat pertama mengatakan primer, banyak keringat dan perubahan kualitatif,
penyebabnya adanya sumbatan keratin pada muara kelenjar keringat dan perforasi
sekunder pada bendungan keringat di epidermis.
Pendapat kedua mengatakan bahwa primer kadar garam yang
tinggi pada kulit menyebabkan spongiosis dan sekunder terjadi pada muara
kelenjar keringat. Staphylococcus juga diduga memiliki peranan. Pada gambaran
histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga menyebabkan
peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi sama seperti pada miliaria kristalina.
Lesinya berupa papulo vesikula eritematosa yang sangat gatal dan diskrit,
kemudian konfluens dengan dasar merah, sering terjadi maserasi karena
terhalangnya penguapan kelembaban. Keringat keluar ke stratum spinosum. Bisa
terjadi infeksi sekunder dengan impetigo dan furunkulosis, terutama pada
anak-anak. Terutama timbul pada bagian tubuh yang tertutup pakaian seperti
punggung dan dada. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)
3.
Miliaria Profunda
Bentuk ini agak jarang terjadi kecuali didaerah tropis.
Kelainan ini biasanya timbul setelah miliaria rubra.ditandai dengan papula
putih, kecil, keras, berukuran 1-3 mm. Terutama terdapat di badan ataupun
ekstremitas. Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih
banyak berupa papula daripada vesikel. Tidak gatal, dan tidak terdapat eritema.
(Adhi Djuanda, 1987)
Pada gambaran histopatologik tampak saluran kelenjar
keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang.
Pengobatan dengan cara menghindari panas dan kelembaban yang berlebihan,
mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian
losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam
alkohol. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah predileksi dapat dimana saja, kecuali muka, ketiak,
tangan, dan kaki. Lesi berupa vesikel yang berwarna merah daging, disertai
gejala inflamasi maupun keluhan rasa gatal, disebabkan penyumbatan di bagian
atas kutis. Kelenjar-kelenjar keringat tersebut sama sekali tidak berfungsi.
Biasanya timbul setelah menderita milliaria rubra yang hebat. (Hassan, 1984)
4.
Miliaria Pustulosa
Pada umumnya didahului oleh dermatosis yang menyebabkan
gangguan saluran kelenjar ekrin dan terjadi pustel superfisial. (Hassan, 1984).
Lesinya berupa pustula steril yang gatal, tegas, superfisial dan tak
berhubungan dengan folikel rambut. (E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)
C. Etiologi
Penyebab terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas
dan lembab serta adanya infeksi bakteri.
a.
Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
b.
Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
c.
Aktivitas yang berlebihan
d.
Setelah menderita demam atau panas
e.
Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan
edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum
korneum.
D. Patofisiologi
Terjadinya
milliariasis diawali dengan tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat, sehingga
pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ditandai dengan
adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat lalu disusul dengan timbulnya
radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar kemudian diabsorpsi
oleh stratum korneum. (Vivian, 2010)
Milliariasis
sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan
apendiks yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru
lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya
pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan
dapat menyebar ke daerah sekitarnya. (Vivian, 2010)
F. Tanda dan Gejala
Bintik-bintik merah atau ruam pada leher dan ketiak bayi.
Keadaan ini disebabkan peradangan kulit pada bagian tersebut. Penyebabnya
adalah proses pengeringan yang tidak sempurna saat dilap dengan handuk setelah
bayi dimandikan. Apalagi jika si bayi gemuk sehingga leher dan ketiaknya
berlipat-lipat.
Biang keringat juga dapat timbul di daerah dahi dan bagian
tubuh yang tertutup pakaian (dada dan punggung). Gejala utama ialah gatal-gatal
seperti ditusuk-tusuk, dapat disertai dengan warna kulit yang kemerahan dan
gelembung berair berukuran kecil (1-2 mm). kondisi ini bisa kambuh
berulag-ulang terutama jika udara panas dan berkeringat.
G. Pencegahan
a. Segera
keringkan tubuh bayi dengan kain yang lembut jika terlihat tubuhnya basah oleh
keringat.
b. Pada cuaca
panas, taburkan bedak atau cairan khusus untuk mendinginkan kulit, sekaligus
menyerap keringat.
c. Mengganti
segera baju bayi yang basah oleh keringat atau kotoran.
d. Mengkondisikan
ruangan ventilasi udara yang cukup, terutama dikota-kota besar yang panas dan
pengap.
e. Mengupayakan
agar kamar bayi diberi jendela sehingga pertukaran udara dari luar ke dalam
lancar.
f. Memandikan
bayi secara teratur.
g. Menghindarkan
pakaian yang tidak menyerap keringat.
H. Penatalaksanaan
Asuhan
yang diberikan pada neonatus, bayi, dan balita dengan milliaria bergantung pada
beratnya penyait dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan adalah
sebagai berikut:
a. Perawatan
kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
b. Prinsip
asuhan adalah mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang
sudah timbul.
c. Upayakan
untuk menciptakan lingkungan dengan kelembaban yang cukup serta suhu yang sejuk
dan kering, misalnya pasien tinggal diruangan ber-AC atau didaerah yang sejuk
dan kering.
d. Gunakan
pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit.
e. Segera
ganti pakaian yang basah dan kotor.
f. Biang
keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak kocok
setelah mandi.
g. Bila
membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk memperparah
sumbatan kelenjar
h. Bila sangat
gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotic.
i. Menjaga
kebersihan kuku dan tangan. kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores
kulit saat menggaruk.
I. Peran Bidan
Berikut
ini merupakan peran bidan dalam kasus milliariasis yang ditinjau dari aspek
pelayanan kesehatan promotif, kuratif, rehabilitatif, dan preventif.
Diantaranya yaitu:
a. Pelayanan kesehatan promotif
Memberikan
informasi kepada ibu dan kelurga
mengenai:
a)
Perawatan kulit yang benar dan selalu
menjaga kebersihan tubuh bayi.
b)
Kebersihan kuku dan tangan anak.
Kuku pendek dan bersih sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk.
c)
Keringat yang harus segera
dikeringkan dan sering mandi. Segera ganti pakaian jika basah dan kotor. (Vivian,
2010)
b.Pelayanan
kesehatan preventif
a)
Menggunakan pakaian yang tipis dan
longgar serta menyerap keringat dan tidak terlalu sempit.
b)
Melakukan perawatan kulit yang benar
dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
c)
Menjaga kebersihan kuku dan tangan
anak. Kuku pendek dan bersih sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk.
d)
Keringat harus segera dikeringkan
dan sering mandi. Segera ganti pakaian jika basah dan kotor. (Vivian, 2010)
c.
Pelayanan kesehatan kuratif
a)
Topikal bisa diberikan bedak atau
bedak kocok pendingin dengan bahan antigatal, dapat ditambah dengan mentol
0,25% sampai 1% kalau gatal. Lanolin anhidrat dan salephidrofilik bisa
menghilangkan sumbatan pori sehingga mempermudah aliran keringat yang normal.
b)
Kasus ringan bisa berespon dengan
bedak seperti talkum bayi. Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul
akibat infeksi, penderita sebaiknya segera dibawa ke dokter. Dokter akan
memberikan obat minum serta krim atau salap bila diperlukan, untuk mengatasi
keluhan tersebut. Dan bila timbul bisul jangan dipijat arena kuman dapat
menyebar ke sekitar sehingga semakin meluas. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra
Utama, 2000)
c)
Biang keringat yang tidak kemerahan
dan kering, anjurkan untuk diberi bedak salicil atau bedak kocok setelah mandi.
Dan bila membasah jangan berikan bedak karena gumpalan yang terbentuk
memperparah sumbatan kelenjar. (Vivian, 2010)
d.Pelayanan
kesehatan rehabilitatif
a)
Sedapat mungkin mencegah produksi
keringat yang berlebihan, dengan cara menghindari hawa panas dan kelembaban
yang berlebihan, misalnya memakai pakaian tipis dan menyerap keringat, mandi
dengan air dingin dan menggunakan sabun. Selama berbagai faktor penyebab yang
berpengaruh dapat diatasi, kekambuhan dapat dihindari.
b)
Biang keringat dapat membaik dalam
beberapa hari setelah penderita pindah ke lingkungan yang lebih sejuk, atau ke
tempat dengan ventilasi yang lebih baik. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra
Utama, 2000)
J. Contoh Kasus Pada Neonatus Dengan
Millirisis Rubra
Seorang ibu nNy A datang keBPM Rosallia untuk memeriksakan
bayi perempuanya , ibu mengatakan bayinya berumur 7 hari, dan saat ini pada
badan bayinya terdapat gelembung
berwarna merah, kecil – kecil dan berkelompok, terutama pada punggung dan dada
sejak 2 hari yang lalu, sehingga bayinya rewel, menangis, , ibu merasa cemas
dengan keadaan bayinya.
K. Penatalaksanaan Pada Neonatus
Dengan Milliaris Rubra
a.
Diagnosa
seorang
bayi Ny A umur 7 hari dengan milliarisis rubra
b.
Data Subyektif
- Ibu mengatakan bayinya berumur 7
hari
- Ibu mengatakan terdapat gelembung
merah kecil – kecil pada badan bayinya
- Ibu mengatakan bayinya rewel dan
sering menangis
- Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaan
bayinya
c.
Data Obyektif
- Nadi: 140 X/ menit Suhu: 37° C
- Respirasi: 55X/menit
- Badan bayi terdapat gelembung
merah,dengan diameter 1-2 mm
- Gelembung merahnya bergerombol
pada bagian punggung dan dada
d.
Terapi
Memberitahu
kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu:
- Nadi : 140
x menit, Suhu: 37° C , Respirasi: 55X/menit dan bayi ibu mengalami milliarisis
rubra atau yang biasa disebut dengan keringat buntet, ini disebabkan kerena
penyumbatan keringt didalam tubuh, ibu tidak perlu kawatir karna bayinya dalam
keadaaan baik
- Memberitahu
kepada ibu untuk menciptakan lingkungan
pada bayi dengan kelembaban yang cukup serta suhu yang sejuk dan kering,
misalnya bayi tinggal diruangan ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering.
- Menganjurkan
kepada ibu untuk menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu
sempit, seperti kain baju yang terbuat dari bahan kapas asli, atau katun.
-
Menganjurkan
kepada ibu untuk segera mengganti pakaian yang basah dan kotor, supaya badan
bayi tetap terjaga kebersihanya.
- Menganjurkan
kepada ibu untuk menjaga kebersihan kuku dan tangan bayinya (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak
menggores kulit saat menggaruk)
- Memiberikan
bedak salicil 2% dan mentol 0,5% - 2%, untuk menghilangkan rasa gatal dan pedih diberikan 3x/ hari sebelumnya dibersihkan
dahulu badan bayi.
-
Menberi
tahu ibu jadwal kunjungan ulang 3 hari dari sekarang, atau jika ada keluhan lainya ibu segera datang
ketenaga kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa masalah yang lazim
terjadi pada bayi baru lahir diantaranya adalah masalah
miliariasis/sudamina/liken tropikus/biang keringat. hal ini disebabkan oleh
kuman. Maka dari itu sebagai seorang bidan, kita harus terampil dalam memberikan
asuhan pada bayi baru lahir baik yang normal maupun yang memiliki kelainan
(masalah) untuk menghindari terjadinya masalah tersebut.
Miliariasis
adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung
kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran
kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada,
punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala
B. Saran
Sebaiknya jangan memakaikan baju yang tidak bisa menyerap keringat pada
bayi karena bayi mudah berkeringat, Pada cuaca panas, taburkan bedak
atau cairan khusus untuk mendinginkan kulit, sekaligus menyerap keringat,Mengganti
segera baju bayi yang basah oleh keringat atau kotoran, mengkondisikan ruangan
ventilasi udara yang cukup, terutama dikota-kota besar yang panas dan
pengap,mengupayakan agar kamar bayi diberi jendela sehingga pertukaran udara
dari luar ke dalam lancer,memandikan bayi secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak.. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Sudarti,
dan Fauziah, Afroh. 2012. Asuahan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sudarti
2012. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
http://mayasarimajang.wordpress.com/2011/04/14/milliariasis-pada-bayi/Milliariasis
v
0 komentar:
Posting Komentar