BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselengarakan secara sendiri
atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mncegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Prawirohardjo, 2006).
Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat yaitu proses dimana
masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas
dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha
memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang
ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaiamankah
pendekatan pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat ?
1.2.2
Apasaja syarat
pelayanan kesehatan ?
1.2.3
Bagaimanakah fungsi
pelayanan kesehatan ?
1.2.4
Bagaimanakah tujuan
pelayanan kesehatan ?
1.2.5
Bagaimanakah strategi
pelayanan kesehatan ?
1.2.6
Bagaimanakah upaya
menghadapai masalah kesehatan ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui pendekatan pelayanan yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat.
1.3.2
Untuk mengetahui
syarat pelayanan kesehatan.
1.3.3
Untuk mengetahui
fungsi pelayanan kesehatan.
1.3.4
Untuk mengetahui
tujuan pelayanan kesehatan.
1.3.5
Untuk mengetahui
strategi pelayanan kesehatan.
1.3.6
Untuk mengetahui upaya
menghadapai masalah kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pendekatan Pelayanan yang Berorientasi pada
Kebutuhan Masyarakat
Agar dapat dapat
memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat bidan harus dapat
melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat. Komunikasi yang nyata adalah
sikap. Komunikasi tersebut melibatkan lebih banyak proses mendengarkan dan pada
proses berbicara, merupakan suatu proses interaksi yang tetap yang ditujukan
untuk suatu kesepakatan. Komunikasi yang baik akan membentuk pengetahuan &
tanggungjawab orang-orang yang terlibat didalammnya. Sebaliknya jika keadaan
komunikasi banyak rahasia, tidak tahu apa-apa menerima sedikit komunikasi akan
membuat mereka merasa ditinggalkan, lemah dan tersingkir, yang akan menyulut
suasana ketidakpercayaan antar komunikator dan komunikan.Komunikasi didalam
masyarakat seharusnya bentuknya terbuka, dua arah dan sering dilakukan . harus
ada bukti yang dapat dilihat tentang adanya proses mendengarkan yang baik,
mekanisme umpan balik, informasi dan diskusi tetap tentang adanya proses
mendengarkan yang baik, mekanisme umpan balik, informasi dan diskusi tetap
tentang bagaimana organisasi tersebut melakukan semuanya.
Komunikasi yang baik dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan memperlihatkan bahwa pandangan dan opini mereka dihargai. Selanjutnya hal ini dapat membuat masyarakat mau mengambil keputusan sendiri dan mengusulkan ide-idenya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi kepada masyarakat adalah sebagai berikut:
Komunikasi yang baik dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan memperlihatkan bahwa pandangan dan opini mereka dihargai. Selanjutnya hal ini dapat membuat masyarakat mau mengambil keputusan sendiri dan mengusulkan ide-idenya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi kepada masyarakat adalah sebagai berikut:
1.
Jangan terlalu banyak
bicara, cobalah untuk tidak menyela.
2.
Jangan meneruskan
kalimat mereka atau mengantisipasi apa yang sedang mereka ucapkan
3.
Tanyakan apabila anda
merasa kurang jelas
4.
Lebih baik
membicarakan sesuatu dengan cara bertatap muka, daripada berkomunikasi secara
tertulis.
Terdiri dari 3 aspek penting meliputi
proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat :
1.
Specifict Content
Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah
melaluiproposal program kepada instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasus DBD
2.
General Content
objektive approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam
bidangkesehatan dalam wadah tertentu.
Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb.
3.
Proses Objective
approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang
dilaksanakanmasyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan
sendirisesuai kemampuan.
Contoh : kader
2.2
Syarat Pelayanan Kesehatan
1.
Tersedia (available),
2.
Menyeluruh
(aomprehensive)
3.
Terpadu (integrated)
4.
Berkesinambungan
(continue)
5.
Adil atau merata
(equity)
6.
Mandiri
(sustainable)
7.
Wajar
(appropriate)
8.
Dapat diterima
(acceptable)
9.
Dapat dicapai (accessible)
10.
Dapat dijangkau
(affurdable)
11.
Efektif (effective)
12.
Efisien (efficient)
13.
Bermutu (quality).
2.3 Fungsi Pelayanan Kesehatan
1. Fungsi
sosial (fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pengguna
pelayanan kesehatan ),
2. Fungsi
teknis kesehatan (fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat
pemberi pelayanan kesehatan)
3. Fungsi
ekonomi (fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan institusi pelayanan
kesehatan).
2.4 Tujuan pelayanan kesehatan
1. Tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat
masyarakat (consumer satisfaction),
2. Melalui
pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang memuaskan harapan dan
kebutuhan pemberi pelayanan (provider satisfaction),
3. Pada
institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien (institutional
satisfaction).
2.5 Strategi Pelayanan Kebidanan
1. Pemberdayaan
masyarakat
2. Peran
serta masyarakat
3. Kemitraan
4. Peningkatan
kualitas sumberdaya manusia
2.6 Upaya Menghadapi Masalah Kesehatan
Upaya pemerintah untuk mencapai sasaran
dan tujuan pembangunan kesehatan maupun pembangunan bidang lainnya yang terkait
dengan kesehatan maupun pembangunan bidang lainnya yang terkait dengan
kesehatan masyarakat antara lain dengan dilakukannya peningkatan sumberdaya
masyarakat melalui perencanaan kebutuhan dan peningkatan kualitas melalui
melalui jalur pendidikan. Upaya yang dilakukan :
1. Pengembangan
organisasi dan manajemen
2. Peningkatan
kualitas SDM melalui pengembangan institusi pendidikan kesehatan
3. Peningkatan
partisipasi masyarakat
4. Pelayanan
medis prima
0 komentar:
Posting Komentar