KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat, hidayat-Nya ,suatu kebahagian yang tiada
terkira ,suatu keagungan dari sang pencipta allah SWT melalui tangan dan pikiran penulis insyaallah
dengan izinnya penulis dapat menyelesaikan serta menyajikan makalah Asuhan Kebidanan Kehamilan
yang membahas tentang “Pemeriksaan Leopold pada Ibu Hamil” walaupun masih
sangat sederhana.
Pada kesempatan ini
tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah, ini demi pengembangan kreatifitas penulis
dan kesempurnaan makalah ini, penulis menunggu kritik dan saran dari pembaca,
baik dari segi isi serta pemaparannya. Harapan penulis semoga pada makalah yang akan datang dapat diperbaiki.
Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca,amin.
Jambi, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2
Tujuan
Masalah..............................................................................................................2
1.3
Rumusan Masalah..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Leopold I…………………………………………………………………………….3
2.2 Leopold II……………………………………………………………………………5
2.3 Leopold III…………………………………………………………………………..7
2.4 Leopold IV…………………………………………………………………………..8
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
................................................................................................................10
3.2 Saran ………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemeriksaan Leopold adalah
pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui posisi
janin dalam uterus. Pemeriksaan obstetric secara palpasi pada abdomen dilakukan
untuk mengetahui pertumbuhan janin dengan menilai letak dan persentasi janin
dalam kandungan. Dalam kebidanan perasat ini dikenal “Palpasi Leopold”. Palpasi
Leopold ini dilakukan dengan 4 langkah yaitu: Leopold I, Leopold II, Leopold
III, Leopold IV. Masing-masing langkah mempunyai tujuan tersendiri. ( Istri
Bartini, 2012: 102)
Palpasi juga disebut periksa raba.
Periksa raba abdomen pada wanita hamil dilakukan mulai pada umur kehamilan 36
minggu untuk kehamilan normal, dan umur kehamilan 28 minggu bila pada
pemerikasaan Mc Donald ditemukan tinggi fundus uteri lebih tinggi dari
seharusnya. (Mandriwati, 2008: 89)
Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu
hamil yang gemuk (dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion.
Pemeriksaan ini juga kadang-kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil
jika tidak dipastikan dalam keadaan santai dan diposisikan secara memadai. (http://oshigita.wordpress.com)
Oleh
sebab itu dibutuhkan keterampilan khusus dalam melakukan tindakan ini, agar
bisa memperoleh data yang efektif. Maka dari itu penulis mau membahas lebih
lanjut lagi tentang makalah ini.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimanakah cara pemeriksaan Leopold I beserta tujuannya?
1.2.2
Bagaimanakah cara pemeriksaan Leopold II beserta tujuannya?
1.2.3 Bagaimanakah cara pemeriksaan Leopold III
beserta tujuannya?
1.2.4 Bagaimanakah cara pemeriksaan Leopold IV
beserta tujuannya?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui cara pemeriksaan
Leopold I beserta tujuannya.
1.3.2 Untuk mengetahui cara pemeriksaan
Leopold II beserta tujuannya.
1.3.3 Untuk mengetahui cara pemeriksaan
Leopold III beserta tujuannya.
1.3.4 Untuk mengetahui cara pemeriksaan Leopold IV
beserta tujuannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Leopold I
2.1.1 Cara pemeriksaan:
Sebelum diperiksa, ibu hamil
dipersiapkan antara lain diberitahu maksud dan tujuan pemeriksaan. Pakaian
dalam yang menghalangi pemeriksaan dibuka, pakaian dilonggarkan, dan bila ketat
diganti dengan pakaian longgar untuk memudahkan pemeriksaan.Ibu hamil diperiksa
dalam keadaan tidur telentang, kedua lutut bagak ditekuk. Pemeriksa berdiri
disebelah kanan ibu dan menghadap kewajah ibu.
Suhu tangan pemeriksa disesuaikan
dengan suhu ibu supaya uterus tidak berkontraksi saat dilakukan palpasi dengan
jalan: Bila cuaca dingin pemeriksa mencuci tangan dengan air hangat, atau
setelah mencuci tangan kedua telapak tangan digosok-gosokkan sampai terasa
hangat.
Mulai pemeriksaaan dengan mendorong
fundus uteri kebagian bawah tengah menggunakan tangan kiri, kemudian ditahan
dengan tangan kanan, dengan menggunkan jari-jari tangan kiri, tinggi fundus
uteri diukur dari prosesusxifoideus sampai pusat. Akan diperoleh tinggi fundus
uteri berapa jari berada dibawah prosesusxifoideus. Bila fundus uteri mendekati
pusat, tangan kiri pemeriksa menahan fundus uteri, tangan kanan mengukur tinggi
fundus uteri mulai dari pusat. Berdasarkan hasil pengukuran dari pemeriksaan
palpasi diperkirakan umur kehamilan disesuaikan pula dengan hasil anamnesis
hari pertama haid terakhir.
Setelah tinggi fundus uteri diukur,
dilanjutkan meraba bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri
menggunakan tangan kanan dan tangan kiri secara bergantian. Bila meraba dengan
tangan kanan, tangan kiri menahan demikian sebaliknya. Bila teraba bagian
bulat, keras,dan bila ditekan terasa lentingan, merupakan pertanda dari kepala
janin. Bila kepala janin berada pada fundus uteri, janin adalah presentasi
bokong.
Bila teraba bagian besar lunak dan bila
ditekan tidak terasa lentingan, merupakan pertanda dari bokong janin. Bila
bokong janin berada pada fundus uteri berarti janin presentasi kepala. Bila
teraba bagian yang datar melebar adalah pertanda dari punggung janin. Punggung
berada pada fundus uteri, berarti posisi janin melintang. Bila yang teraba
bagian yang berbenjol-benjol kecil-kecil
merupakan pertanda dari bagian-bagian kecil janin seperti tangan dan kaki. Bila
bagian – bagian kecil janin berada pada fundus uteri, berarti janin juga
posisinya melintang.
Bila pada pemeriksaan palpasi dengan teknik
leopold I kita menemukan dua bagian besar janin, di fundus uteri itu merupakan
pertanda dari kehamilan ganda/kembar. Misalnya dua bagian yang bulat dan keras,
satu bagian yang bulat dan keras, dan satu bagian yang besar dan lunak, dan
biasanya disertai dengan tinggi fundus uteri lebih tinggi dari umur kehamilan
apabila diperhitungkan berdasarkan hari pertama haid terakhir.
2.1.2 Tujuan pemeriksaan:
a. Untuk
mengetahui umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri.
b. Menentukan
bagian-bagian janin yang berada pada fundus uteri


2.2 Leopold II
2.2.1 Cara pemeriksaan:
Setelah
meraba bagian-bagian janin pada fundus uteri pada pemeriksaan Leopold I, tangan
kiri dipindahkan kebagian kanan uterus ibu, dan tangan kanan dipindahkan
kebagian kiri uterus ibu. Tangan kanan meraba bagian janin yang ada dibagian
samping kiri uterus, dan tangan kiri menahan uterus pada bagian samping kanan.
Selanjutnya, tangan kiri meraba bagian janin yang berada dibagian samping kanan
uterus ibu, dan tangan kanan menahan bagian samping kiri uterus ibu. Bila yang dirasakan bagian yang datar
dan melebar adalah pertanda dari punggung janin, dan bila dirasakan di bagian
samping kiri uterus berarti posisi janin punggung kiri, sedangkan apabila
dirasakan sebelah kanan berarti posisi janin punggung kanan. Sebaliknya, bila
ditemukan disamping kiri uterus bagian yang keras bulat, mudah digerakkan dan
ada lentingan, sebagai pertanda kepala janin, dan disebelah kanan ditemukan
bagian yang besar, lunak dan sulit digerakkan sebagai pertanda bokong janin,
berarti posisi janin melintang dengan kepala dikiri. Demikian sebaliknya.
2.2.2
Tujuan pemeriksaan
Untuk mengetahui bagian-bagian
janin yang berada pada bagian samping kanan dan samping kiri uterus.

2.3 Leopold III
2.3.1 Cara Pemeriksaan :
Setelah meraba bagian samping kanan dan
samping kiri uterus, tangan kiri dipindahkan ke fundus uteri, tangan kanan kebagian bawah uterus. Tangan
kiri menahan fundus uteri, tangan kanan meraba dan menggoyangkan bagian janin
yang berada dibagian bawah uterus. Apabila teraba keras dan bila digoyangkan
ada lentingan pertanda kepala janin, apabila teraba lunak, dan bila digoyangkan
tidak ada lentingan pertanda bokong janin. Pada saat bagian terendah janin
digoyangkan, apabila masih bisa
digoyangkan berarti bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul ibu.
Sebaliknya, apabila pada saat digoyangkan dibagian terendah janin tidak bisa
bergoyang berarti bagian terendah janin sudah masuk kepintu atas panggul ibu.
2.3.2 Tujuan Pemeriksaan
a. Untuk
menentukan bagian tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus.
b. Untuk
mengetahui apakah tubuh janin yang berada pada bagian bawah uterus sudah atau
belum masuk kepintu atas panggul ibu.

2.4 Leopold IV
2.4.1 Cara Pemeriksaan :
Pemeriksaan palpasi dengan teknik
leopold IV dilaksanakan apabila pada pemeriksaan palpasi dengan teknik leopold
III di dapatkan bagian terendah janin sudah masuk kepintu atas panggul ibu.
Setelah melakukan pemeriksaan palpasi
dengan teknik leopold III, pemeriksaan mengubah posisi menghadap bagian kaki
ibu. Ibu diminta untuk meluruskan kakinya atau tidak menekuk lutut. Tangan kiri
pemeriksaan dipindahkan kesebelah lateral kiri uterus ibu, dan tangan kanan
dipindahkan kesebelah lateral kanan uterus ibu, ujung jari tangan kanan dan
tangan kiri berada pada tepi atas tulang simfisis pubis. Pertemuan kedua ibu
jari dan ujung-ujung jari tangan kanan tangan kiri. Apabila ibu jari dan
ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri bisa bertemu satu sama lain disebut
konvergen, berarti bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul ibu.
Apa bila ibu jari dan ujung-ujung jari tangan kanan dan kiri sejajar, berarti
sebagian kecil bagian terendah janin sudah masuk kepintu atas panggul ibu.
Sedangkan apabila kedua ibu jari dan ujung-ujung jari tangan kanan dan tangan
kiri tidak bisa dipertemukan disebut Divergen, berarti sebagian besar bagian
terendah janin sudah masuk kepintu rongga panggul ibu.
2.4.2 Tujuan Pemeriksaan
a. Untuk
memastikan apakah bagian terndah janin benar-benar sudah masuk kepintu atas
panggul atau belum
b. Untuk
menentukan seberapa banyak bagian terendah janin sudah masuk kepintu atas
panggul ibu.

BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari makalah di atas yaitu Pemeriksaan Leopold merupakan pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada ibu
hamil untuk mengetahui posisi janin dalam uterus. Pemeriksaan Leopold terbagi
menjadi 4 yaitu, Leopold I, Leopold II, Leopold III, dan Leopold IV.
Leopold I bertujuan untuk menentukan
tinggi fundus uteri, mengetahui bagian apa yng teratas pada perut ibu, dan
menentukan usia kehamilan. Leopold II bertujuan untuk mengetahui apa yang
terdapat pada perut kanan dan kiri ibu. Leopold III untuk mengetahui apa yang
terdapat pada bagian bawah perut ibu dan masih bisa digoyangkan atau tidak.
Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh masuknya bagian terendah janin
kedalam PAP.
3.2.
Saran
Kepada mahasiswa kebidanan agar dapat lebih bisa memahami
pemeriksaan yang terutama pemeriksaan leopold dan mengetahui tujuan dari pemeriksaan leopold tersebut
Daftar Pustaka
Asrinah,dkk.
2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Prawirohardjo,
Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Romauli,
Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan I Konsep
Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sulistyawati,
Ari. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa
Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Varney,
dkk. 2011. Buku Saku Bidan. Jakarta:
EGC.
0 komentar:
Posting Komentar