BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Masalah-masalah yang
terjadi pada bayi baru lahir yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan yang
dilakukan pada saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara
persalinan atau gangguan kelainan fisiologik persalinan yang sering kita sebut
sebagai cedera atau trauma lahir. Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis. Kebanyakan
cedera lahir ini akan menghilang sendiri dengan perawatan yang baik dan
adekuat.
Keberhasilan penatalaksanaan
kasus kelainan bayi dan anak tergantung dari pengetahuan dasar dan penentuan
diagnosis dini, persiapan praoperasi, tindakan anestesi dan pembedahan serta
perawatan pasca operasi. Penatalaksanaan perioperatif yang baik akan
meningkatkan keberhasilan penanganan kelainan bayi dan anak.
2.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa
pengertian dari fimosis ?
1.2.2 Bagaimana etiologi dari fimosis ?
1.2.3 Bagaimana
tanda dan gejala dari fimosis ?
1.2.4 Bagaimana penyebab dari fimosis ?
1.2.5 Apa saja
jenis dari fimosis ?
1.2.6 Bagaimana komplikasi
dari fimosis ?
1.2.7 Bagaimana
menajemen terapi dari fimosis ?
1.2.8 Bagaimana
penatalaksanaan dari fimosis ?
2.3 Tujuan
2.3.1
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana asuhan kebidanan pada anak yang
menderita penyakit fimosis.
2.3.1 Tujuan Khusus
a. Mengetahui asuhan pada penyakit
fimosis
b. Mengetahui pengertian pada penyakit
fimosis
c. Mengetahui etiologi, tanda dan gejala
serta tindakan yang tepat untuk mengatasi fimosis.
d. mengetahui macam-macam fimosis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Fimosis adalah keadaan
dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glands) dan
mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak
menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing. Fimosis merupakan bawaan sejak
lahir (kongenital) maupun didapat, merupakan kondisi dimana kulit yang
melingkupi kepala penis (glands penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk
membuka seluruh bagian kepala penis. Kulit yang melingkupi kepala penis
tersebut juga dikenal dengan istilah kulup, prepuce, preputium, atau foreskin.
Preputium terdiri dari dua lapis, yaitu bagian dalam dan luar, sehingga dapat
ditarik ke depan dan ke belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapisan
bagian dalam preputium melekat pada glands penis. Kadangkala perlekatan cukup
luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang
terbuka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fimosis adalah suatu penyakit penyempitan
pada prepusium.Kelainan ini juga menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih.
Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium menggelembung seperti
balon. Hal ini dapat menyebabkan bayi atau anak sering menangis keras sebelum
urine keluar.
2.2 Etiologi
Fimosis pada bayi
laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak
berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada
kepala penis sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan
dari lahir, atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan.
2.3 Tanda dan Gejala
Kulit penis anak tidak bisa ditarik ke arah pangkal ketika akan
dibersihkan. Anak mengejan saat buang air kecil karena muara saluran kencing
diujung tertutup. Biasanya ia menangis dan pada ujung penisnya tampak
menggembung. Air seni yang tidak lancar, kadang-kadang menetes dan memancar
dengan arah yang tidak dapat diduga. Kalau sampai timbul infeksi, maka si anak
akan mengangis setiap buang air kecil dan dapat pula disertai demam.
Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembung saat mulai miksi
yang kemudian menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena
urin yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit
pada ujung penis sebelum keluar melalui muaranya yang sempit. Iritasi pada
penis Fimosis kongenital seringkali menimbulkan fenomena ballooning, yakni
kulit preputium mengembang saat berkemih karena desakan pancaran air seni tidak
diimbangi besarnya lubang di ujung preputium. Fenomena ini akan hilang dengan
sendirinya, dan tanpa adanya fimosis patologik, tidak selalu menunjukkan adanya
hambatan (obstruksi) air seni. Selama tidak terdapat hambatan aliran air seni,
buang air kecil berdarah (hematuria), atau nyeri preputium, fimosis bukan
merupakan kasus gawat darurat.
Jika fimosis menyebabkan hambatan aliran air seni, diperlukan tindakan
sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium) atau teknik
bedah plastik lainnya seperti preputioplasty (memperlebar bukaan kulit
preputium tanpa memotongnya). Indikasi medis utama dilakukannya tindakan
sirkumsisi pada anak-anak adalah fimosis patologik.
2.4 Penyebab Fimosis
Kebanyakan kasus, fimosis adalah bawaan lahir. Pada kasus yang lebih
jarang, fimosis terjadi karena kulup kehilangan kemampuan peregangan,
misalnya karena peradangan atau luka akibat pembukaan paksa kepala penis.
Pembentukan jaringan parut dari bekas luka itu mencegah peregangan kulup.
2.5 Jenis Fimosis
1. Fimosis kongenital (fimosis
fisiologis) timbul sejak lahir sebenarnya merupakankondisi normal pada
anak-anak, bahkan sampai masa remaja.
Kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan
tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya
usia serta diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses
keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian
dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium terpisah
dari glans penis.
Suatu penelitian mendapatkan bahwa hanya 4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya
dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat
usia 3 tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang masih mengalami
fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan hanya 20%
dari 200 anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit preputiumnya
dapat ditarik ke belakang penis.
2. Fimosis didapat (fimosis patologik,
fimosis yang sebenarnya, true phimosis) timbul kemudian setelah
lahir. Hal ini berkaitan dengan kebersihan (higiene) alat kelamin yang buruk ,
peradangan kronik glans penis dan kulit preputium ( balanoposthitis kronik
), atau penarikan berlebihan kulit preputium ( forceful retration ) pada
fimosis kongenital yang akan menyebabkan pembentukan jaringan ikat ( fibrosis)
dekat bagian kulit preputium yang membuka.
Fimosis kongenital seringkali menimbulkan fenomena ballooning, yakni
kulit preputium mengembang saat berkemih karena desakan pancaran
air seni tidak diimbangi besarnya lubang di ujung preputium.
Fenomena ini akan hilang dengan sendirinya, dan tanpa adanya fimosis
patologik, tidak selalu menunjukkan adanya hambatan (obstruksi) air seni.
Selama tidak terdapat hambatan aliran air seni, buang air kecil berdarah (hematuria),
atau nyeri preputium, fimosis bukan merupakan kasus gawat darurat.
2.6 Komplikasi
a) Ketidaknyamanan / nyeri saat berkemih.
b) Akumulasi sekret dan smegma di bawah
prepusium yang kemudian terkena
c) infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk
jaringan parut.
d) Pada kasus yang berat dapat menimbulkan
retensi urin.
e) Penarikan prepusium secara paksa dapat
berakibat kontriksi dengan rasa nyeri dan pembengkakan glans penis yang disebut
parafimosis.
f) Pembengkakan/radang pada ujung
kemaluan yang disebut balinitis.
g) Timbul infeksi pada saluran air seni
(ureter) kiri dan kanan, kemudian menimbulkan kerusakan pada ginjal.
h) Fimosis merupakan salah satu faktor resiko
terjadinya kanker penis.
2.7 Penatalaksanan
Ada tiga cara untuk mengatasi fimosis yaitu:
a) Sunat
Banyak dokter yang menyarankan sunat untuk menghilangkan masalah fimosis
secara permanen. Rekomendasi ini diberikan terutama bila fimosis menimbulkan
kesulitan buang air kecil atau peradangan di kepala penis (balanitis). Sunat
dapat dilakukan dengan anestesi umum ataupun local.
b) Obat
Terapi obat dapat diberikan dengan salep yang meningkatkan elastisitas
kulup. Pemberian salep kortikoid (0,05-0,1%) dua kali sehari selama 20-30 hari,
harus dilakukan secara teratur dalam jangka waktu tertentu agar efektif.
c) Peregangan
Terapi peregangan dilakukan dengan peregangan bertahap kulup yang dilakukan
setelah mandi air hangat selama lima sampai sepuluh menit setiap hari.
Peregangan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari luka yang
menyebabkan pembentukan parut.
Fimosis kongenital seyogianya dibiarkan saja, kecuali bila terdapat alasan
agama dan/atau sosial untuk disirkumsisi. Hanya diperlukan penjelasan dan
pengertian mengenai fimosis kongenital yang memang normal dan lazim terjadi
pada masa kanak-kanak serta menjaga kebersihan alat kelamin dengan secara rutin
membersihkannya tanpa penarikan kulit preputium secara berlebihan
ke belakang batang penis dan mengembalikan kembali kulit preputium ke
depan batang penis setiap selesai membersihkan.
Upaya untuk membersihkan alat kelamin dengan menarik kulit preputium secara
berlebihan ke belakang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan luka, fimosis
didapat, bahkan parafimosis. Seiring dengan berjalannya waktu, perlekatan
antara lapis bagian dalam kulit preputium dan glans penis akan
lepas dengan sendirinya.
Walaupun demikian, jika fimosis menyebabkan hambatan aliran air seni,
diperlukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian
kulit preputium) atau teknik bedah plastik lainnya seperti preputioplasty
(memperlebar bukaan kulit preputium tanpa memotongnya).
Indikasi medis utama dilakukannya tindakan sirkumsisi pada anak-anak adalah
fimosis patologik.
Penggunaan krim steroid topikal yang dioleskan pada kulit preputium 1
atau 2 kali sehari, selama 4-6 minggu, juga efektif dalam tatalaksana fimosis.
Namun jika fimosis telah membaik, kebersihan alat kelamin tetap dijaga,
kulit preputium harus ditarik dan dikembalikan lagi ke posisi
semula pada saat mandi dan setelah berkemih untuk mencegah kekambuhan
fimosis.
2.8 Manajemen Terapi
Terapi fimosis pada anak-anak tergantung pada pilihan orang tua dan dapat
berupa sirkumsisi plastik atau sirkumsisi radikal setelah usia dua tahun. Pada
kasus dengan komplikasi, seperti infeksi saluran kemih berulang atau balloting
kulit prepusium saat miksi, sirkumsisi harus segera dilakukan tanpa
memperhitungkan usia pasien.
Tujuan
sirkumsisi plastik adalah untuk memperluas lingkaran kulit prepusium saat
retraksi komplit dengan mempertahankan kulit prepusium secara kosmetik. Pada
saat yang sama, perlengketan dibebaskan dan dilakukan frenulotomi dengan ligasi
arteri frenular jika terdapat frenulum breve. Sirkumsisi neonatal rutin untuk
mencegah karsinoma penis tidak dianjurkan.
Kontraindikasi operasi adalah infeksi tokal akut dan anomali kongenital
dari penis. Sebagai pilihan terapi konservatif dapat diberikan salep kortikoid
(0,05-0,1%) dua kali sehari selama 20-30 hari Terapi ini tidak dianjurkan untuk
bayi dan anak-anak yang masih memakai popok, tetapi dapat dipertimbangkan untuk
usia sekitar tiga tahun.
Terapi parafimosis terdiri dari kompresi manual jaringan yang edematous
diikuti dengan usaha untuk menarik kulit prepusium yang tegang melewati glans
penis. Jika manuver ini gagal , periu dilakukan insist dorsal cincin konstriksi.
Tergantung pada temuan klinis lokal, sirkumsisi dapat segera dilakukan atau
ditunda pada waktu yang lain.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian
kepala penis (glands) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni,
sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Adapula tanda dan gejala pada fimosis di antaranya : Penis membesar dan
menggelembung akibat tumpukkan urine, Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung
kemaluan menggembang saat mulai buang air kecil yang kemudian menghilang
setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh karena urine yang keluar
terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung
penis sebelum keluar muaranya yang sempit, Biasanya bayi menangis dan mengejan
saat buang air kecil karena timbul rasa sakit, Kulit penis tidak bisa
ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan, Air seni keluar tidak
lancar.Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan arah yang tidak
dapat di duga, Bisa juga disertai demam, dan terjadi iritsi pada penis.
3.2 Saran
Dalam mengerjakan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini kurang dari
sempurna, maka dari itu kami meminta saran dan kritik yang dapat membangun agar kedepannya bisa lebih
baik lagi.
0 komentar:
Posting Komentar