BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bayi
baru lahir beresiko tinggi terinfeksi dibandingkan janin yang masih berada
dalam uterus. Pada keadaan dimana BBL terpapar oleh organisme benda asing tidak
terlalu membahayakan bagi bayi dan diistilakan dengan kolonisasi dan bayi dapat
membentuk imunitas untuk melawan organisme yang menimbulkan infeksi tetapi
jumlah atau virulensi organisme berlebihan melebihi mekanisme pertahanan bayi
akan mengakibatkan terjadinya infeksi yang disebut infeksi klinis.
Infeksi
pada neonatus lebih sering di temukan pada BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan
pada bayi yang lahir dirumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar
rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir diluar rumah sakit
dengan cara septik, bayi baru lahir mendapat imunitas trans. Plasenta terhadap
kuman yang berasal dari ibunya sesudah lahir, Bayi terpapar pada kuman yang
berasal bukan saja dari ibunya tetapi juga berasal dari ibu lain. Terhadap
kuman yang disebut terakhir ini bayi tidak mempunyai imunitas.
1.2 Rumusan
Masalah
A. Apa
yang dimaksud
dengan infeksi ?
B. Apa
saja klasifikasi infeksi pada bayi ?
C. Bagaimana
penatalaksanaan pada bayi yang terkena infeksi ?
D. Bagaimana
prinsip pencegahan infeksi ?
1.3 Tujuan
A. Untuk
mengetahui pengertian infeksi
B. Untuk
mengetahui klasifikasi infeksi pada bayi
C. Untuk
mengetahui penatalaksanaan pada bayi yang terkena infeksi
D. Untuk
mengetahui prinsip pencegahan infeksi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Infeksi dalam
kamus kedokteran merupakan penembusan dan penggandaan dalam tubuh dari
organisme yang hidup ganas seperti bakteri, virus, dan jamur. Sedangkan infeksi
perinatologi yaitu infeksi yang terjadi pada neonatus terjadi pada masa
prenatal, intra natal, postnatal. Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan
dalam BBLR dan bayi yang lahir dirumah sakit.
Sepsis
adalah istilah bagi infeksi berat. Anak-anak tertentu beresiko besar
mengalaminya. Sepsis disebabkan oleh migroorganisme yang masuk kedalam tubuh.
Namun, sepsis berbeda dengan penyakit infeksi biasa infeksi biasa hanya
menyerang daerah yang terkena infeksi sepsis berarti daerah yang terkena
infeksi sepsis berarti bakteri penyebab infeksi ditemukan dalam peredaran
darah. Ini mengakibatkan infeksi bisa terjadi diseluruh organ tubuh.
2.2 Etiologi
Infeksi
pada neonatus dapat melalui beberapa cara BLANC membanginya dalam 3 golongan
yaitu :
1) Infeksi
Antenatal
Infeksi
yang terjadi pada masa kehamilan. Kuman sampai ke janin melalui sirkulasi ibu
keplasenta. Disini kuman itu melalui batas plasenta dan menyebabkan
intervilositis. Selanjutnya infeksi melalui sirkulasi umbilikus dan masuk
kejanin. Kuman yang dapat menyerang janin melalui jalan ini ialah :
a. Virus,
yaitu Rubella, polyomyelitis, covsackie, variola, vaccinia, cytomegalic
inclusion.
b. Spirokaeta,
yaitu triponema palidum (lues)
c. Bakteri
jarang sekali dapat melalui plasenta kecuali E Coli dan listeria monocytogenes.
Tuberkulosis kongenital dapat terjadi melalui infeksi plasenta fokus pada
plasenta pecah kecairan amnion dan akibatnya janin mendapat tuberkulosis
melalui inhalasi cairan amnion tersebut.
2) Infeksi
Intranatal
Infeksi
yang terjadi pada saat persalinan. Infeksi melalui jalan ini lebih sering
terjadi dari pada cara yang lain. Mikroorganisme dari vagina naik dan masuk
kedalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Ketuban pecah lama ( jarak waktu
antara pecahnya ketuban dan lahirnya bayi lebih dari 12 jam ) mempunyai peranan
penting terhadap timbulnya plasentisitas dan amnionitik. Infeksi dapat pula
terjadi walaupun ketuban masih utuh misalnya pada partus lama dan sering kali
dilakukan manipulasi vagina. Infeksi janin terjadi dengan inhalasi likuor yang
septik sehingga terjadi pneumonia kongenital. Selain itu, infeksi dapat
menyebabkan septisemia infeksi intranatal dapat juga melalui kontak langsung
dengan kuman yang berasal dari vagina misalnya blenorea dan ‘’oral trush’’.
3) Infeksi
pascanatal
Infeksi
ini terjadi setelah bayi lahir lengkap. Sebagian besar infeksi yang berakibat
fatal terjadi sesudah lahir sebagai akibat terkontaminasi pada saat penggunaan alat
atau akibat perawatan yang tidak steril atau sebagai akibat infeksi silang .
Infeksi pascanatal ini sebetulnya sebagian besar dapat dicegah. Hal ini penting
sekali karena mortalitas sekali karena mortalitas infeksi pascanatal ini sangat
tinggi. Sering kali bayi mendapat infeksi dengan kuman yang sudah tahan
terhadap semua antibiotika sehingga pengobatannya sulit.
2.3 Klasifikasi
1) Berdasarkan
waktu terjadinya, infeksi yang terjadi pada bayi baru lahir ada dua yaitu :
a. Early
infection ( infeksi dini )
Infeksi dini karena
infeksi diperoleh dari si ibu saat masih dalam kandungan.
b. Late
infection ( infeksi lambat )
Infeksi yang diperoleh
dari lingkungan luar , bisa lewat udara atau tertular dari orang lain.
2) Berdasarkan
penyebab bakterinya yaitu:
a. Infeksi
bakteri sistemik
Apabila
bayi tampak mengantuk atau letargi atau tidak sadar, kejang disertai satu tanda
infeksi, gangguan nafas, malas minum atau tidak bisa minum atau tampah muntah,
bagian tubuh merah dan mengeras, ubun ubun cembung, suhu bisa panas atau dingin.
b. Infeksi
bakteri lokal berat
Apabila
ditemukan nanah didaerah mata, telinga, tali pusat, atau umbilikus kemerahan
dan meluas sampai kekulit perut, bernanah serta ada kerusakan kulit.
c. Infeksi
bakteri local
Apabila
ada nanah keluar dari mata dalam jumlah sedikit, daeraah tali pusat dan
umbilikus kemerahan, berbau busuk dan terjadi sedikit kerusakan pada kulit.
3) Berdasarkan
berat ringanya, dibagi menjadi :
a. Infeksi
berat ( major in fections )
Sepsis neonatal,
meningitis, pneumonia, diare epidemik, plelonefritis, osteitis akut, tetanus
neonaturum.
b. Infeksi
ringan ( minor infection )
Infeksi pada kulit,
oftalmia neonaturum, infeksi umbilikus ( omfalitis ), moniliasis.
2.2
Gejala
Beberapa
gejala terkena infeksi yaitu :
1) Malas
minum
2) Gelisah
3) Frekuensi
pernafasan meningkat
4) Mengantuk
(letergi) atau tidak sadar
5) Berat
badan turun
6) Pergerakan
kurang
7) Muntah
8) Diare
9) Oedema
10) Perdarahan,
ikterus, kejang, suhu meningkat normal atau kurang dari normal
11) Adanya
nanah dari telinga, pusar tampak kemerahan dan meluas kekulit perut serta
berbau busuk.
2.1
Diagnosa
Diagnosis
infeksi tidak mudah karna tanda khas seperti yang didapat pada bayi sering kali
tidak ditemukan, diagnosa dapat ditemukan pada pengamatan yang cermat.
Diagnosa
dini dapat dibuat apabila terdapat kelainan tingkah laku bayi dapat merupakan
tanda-tanda permulaan infeksi umum.
Diagnosa
infeksi perinatal sangat penting yaitu disamping untuk kepentingan bayi itu
sendiri tetapi lebih penting lagi untuk kamar bersalin dan ruang perawatan
bayinya. Diagnosis infeksi perinatal tidak mudah. Tanda khas seperti yang
didapat bayi yang lebih tua didapat tidak ditemukan. Biasanya diagnosis dapat
ditegakkan dengan observasi yang teliti. Anamnesis kehamilan dan persalinan
yang teliti dan akhirnya dengan pemeriksaan fisis dan labolatorium sering kali
diagnosis didahului oleh persangkaan adanya infeksi, kemudian berdasarkan
persangkaan itu diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan selanjutnya.
Infeksi
pada neonatus cepat sekali menjalar menjadi infeksi umum, sehingga gejala
infeksi lokal tidak menonjol lagi walaupun demikian diagnosis dini dapat
ditegakkan kalau kita cukup waspada terhadap kelainan tingkah laku neonatus
yang sering kali merupakan tanda permulaan infeksi umum. Neonatus terutama BBLR
yang dapat hidup selama 72 jam pertama dan bayi tersebut tidak menderita
penyakit atau kelainan kongenital tertentu, namun tiba tiba tingkah lakunya
berubah, hendaknya harus diingat bahwa kelainan tersebut mungkin sekali
disebabkan oleh infeksi. Beberapa gejala yang dapat disebabkan diantarannya
adalah malas minum, gelisah, tampak latergi, frekuensi pernafasan meningkat,
berat badan turun, pergerakan berkurang, muntah, diare dan sebagainya
kemungkinan besar ia menderita infeksi.
2.1 Penatalaksanaan
Penanganan
secara umum bayi yang terkena infeksi diantaranya adalah :
1) Mengatur
tidur (semi fowler) agar sesak berkurang.
2) Bila
suhu tinggi lakukan kompres
3) Berikan
asi perlahan lahan sedikit demi sedikit
4) Apabila
bayi muntah lakukan perawatan muntah yaitu tidur miring kekiri atau kekanan
5) Apabila
ada diare perhatikan personal hygine dan keadaan lingkungan
6) Rujuk
segera.
Pemberian antibiotik
yang berlebihan dan tidak terarah dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme
yang tahan terhadap antibiotik serta tumbuhnya jamur yang berlebihan seperti
candida albicans.
Ø Pengobatan
pada klasifikasi infeksi bakteri sistemik adalah sebagai berikut:
a. Lakukan
penanganan kejang apabila ditemukan tanda dan gejala kejang.
b. Lakukan
penanganan gangguan pernafasan bila dijumpai gangguan pernafasan
c. Lakukan
penanganan hipotermi apabila ditemukan hipotermi
d. Pertahankan
kadar gula darah agar tidak turun
e. Berikan
dosis antibiotik pertama secara intramuskuler
f. Beri
penjelasan ibu agar bayi tetap hangat
g. Lakukan
rujukan segera
Ø Pengobatan
pada klasifikasi infeksi bakteri lokal berat adalah sebagai berikut :
a. Berikan
antibiotik pertama secara intramuskular
b. Berikan
antiseptik lokal pada daerah yang terkena dan ajarkan ibu tentang pengobatan
berikut ini :
a. Cuci
tangan sebelum mengobati
b. Bersihkan
kedua mata tiga kali sehari dengan kapas atau kain basah dengan air hangat
c. Berikan
salep atau tetes mata tetrasiklin pada kedua mata
d. Cuci
tangan setelah pengobatan dan lakukan secara terus menerus sampai kemerahan
menghilang.
Ø Pengobatan
infeksi kulit atau pusar
a. Cuci
tangan sebelum mengobati
b. Bersihkan
nanah dan krusta dengan air matang dan sabun secara hati-hati
c. Bersihkan
daerah luka dengan kain bersih dan kering
d. Oleskan
gentian violet 0.5 atau proviodin iodine atau salep yang mengandung neomisin
dan basitrasin
e. Cuci
tangan setelah pengobatan dan lakukan terus menerus sampai tumbuh
Ø Pengobatan
pada klasifikasi infeksi bakteri lokal adalah sebagai berikut :
a. Berikan
dosis antibiotik pertama secara oral dengan pilihan amoxilin dan ampisilin.
b. Berikan
penjelasan dan ajarinibu tentang cara perawatan infeksi local
c. Lakukan
asuhan dasar bayi muda
d. Beri
penjelasan kapan sebaiknya bayi dibawah kepetugas kesehatan
e. Berikan
penjelasan kunjungan ulang setelah hari kedua
2.2
Macam-macam
Infeksi
Beragam infeksi
bisa terjadi pada bayi baru lahir yaitu :
1) Herpes
Virus ini
terdiri dari dua jenis yaitu herpes simpleks tipe 1 dan tipe 2. Herpes tipe 1
umumnya menginfeksi didalam dan disekitar mulut. Sedangkan tipe 2 biasanya
menginfeksi daerah genetalia sehingga disebut herpes genitalis. Herpes
genitalis yang terjadi pada mulut rahim timbul gejala klinis dan ini bukanlah
ancaman ringan apabila bagi wanita hamil. Herpes tipe 2 ini bisa mempengaruhi
kondisi kehamilan maupun janinnya. Bila penularan terjadi pada trimester 1
kehamilan akan mengakibatkan terjadinya abortus. Sedangkan pada trimester 2 akan
mengakibatkan kelahiran prematur. Jika herpes mengenai seorang ibu dan saat
pada persalinan sedang kambuh maka akan beresiko menular kepada bayinya.
Bayi yang lahir
terkena infeksi akibatnya beragam mulai dari lesi hingga mikrosefali ( kepala
kecil ) atau hidrosefali ( busung kepala , radang pada mata, radang otak (
ensefalitis ) serta erupsi kulit yang menyeluruh. Jika bayi yang lahir dengan
herpes bawaan ini tidak diobati maka kemungkinan 50-80 % akan meninggal. Penularan
pada bayi sebagian besar terjadi pada proses kelahiran yaitu 90 % selebihnya 5
% pada janin melalui plasenta atau langsung mengenai fetus ( janin ) selebihnya
5 % infeksi HSY2 diperoleh sehabis masa persalinan kontak lama dengan cairan
terinfeksi dapat m,eningkatkan bayi terinfeksi.
Cara mengatasinya infeksi herpes pada bayi yang baru lahir
memang sangat mengkhawatirkan dan memberi prediksi akibat yang buruk bila tidak
segera diobati, untungnya pengobatan selama ini mampu menurunkan angka
kematian. Tindakan terhadap ibu dan bayi yang terkena herpes genetalis
dilakukan secara beragam , diantaranya ada rumah sakit yang menganjurkan
isolasi, selanjutnya pada bayi dilakukan pemeriksaan kultur firus.
2) Eksim
susu
Keluhan gangguan
kulit pada bayi yang banyak ditemui adalah dermatitis atopik ( eksim susu )
penyakit ini biasanya sangat gatal, tampak pada saat bayi seringnya menggaruk
gelisah serta rewel. Kulit terlihat kemerahan serta terdapat gelembung
gelembung kecil berisi cairan jernih bila pecah akan tampak basah kemudian
mengering dan menjadi koreng kekuningan atau kehitaman.
Eksim ini
terdapat pada daerah kulit tertentu sesuai dengan anak misalnya pada bayi
banyak ditemukan didaerah pipi , sedangkan pada anak dilekukan lengan dan
lutut. Diluar daerah tersebut kulitnya kering dan bersisik.
Penyebabnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam tubuh yaitu faktor keturunan,
sedangkan dari lingkungan yaitu debu, udara panas dan kelembapan.
Perawatan kulit yang
paling penting adalah mencegah kulit agar tidak kering.
3) HIV
Bayi yang
dikandung ibunya dengan HIV beresiko besar terhadap virus yang sama.
Penularannya bisa melalui plasenta saat keluar melalui jalan lahir atau
terinfeksi dari ASI ibunya. Untuk mencegah hal tersebut diperlukan pengawasan
khusus mulai dari deteksi dini tindakan operasi caesar, pemberian obat hingga
mencegah memberikan ASI kepada bayinya.
Adapun pemberian
obat antiretroviral ( ARY ) pada bayi terinveksi Hiv di minggu pertama pasca
persalinan akan memberi peluang hidup lebih lama. Pemberian ARY sesegera
mungkin akan meningkatkan sistem imun yang lemah akibat serangan virus. Karena
bayi yang positif terkena Hiv tidak mampu membangun sistem imun untuk ketahanan
tubuh. Akibatnya apabila ada penyakit yang menyerang bayi akan cepat sakit dan
meninggal. Menurut penelitian bayi yang mendapat terapi ARY akan memiliki
kesempatan hidup lebih lama.
4) Sepsis
Neonatorum
Merupakan suatu
infeksi berat yang menyebar keseluruh tubuh bayi baru lahir. Tetapi merupakan
penyebab 30 % kematian pada bayi baru lahir. Infeksi ini 5 kali lebih sering
terjadi pada bayi baru lahir yang beratnya kurang dari 2500 gram dan 2 kali
lebih sering menyerang bayi laki-laki.
Pada lebih dari
50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapi
kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir. Sepsis yang baru timbul
dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial (
infeksi yang didapat dirumah sakit ). Penyebabnya adalah infeksi bakteri.
Beberapa sepsis
yang terdapat pada bayi baru lahir disebut dengan sepsis neonatorium dapat
disebabkan oleh faktor ibu. Mikroorganisme masuk kedalam tubuh bayi melalui ibu
selama kehamilan atau proses persalinan. Seperti perdarahan, demam atau infeksi
pada ibu, ketuban pecah lebih dari 12 jam sebelum persalinan dan proses
persalinan yang lama. Resiko terjadinya sepsis meningkat pada kasus ketuban
pecah sebelum waktunya dan perdarahan atau infeksi pada ibu.
2.8
Pencegahan
Infeksi
Pencegahan
infeksi merupakan bagian penting setiap komponen perawatan pada bayi baru
lahir. Bayi baru lahir lebih rentan terhadap infeksi karena sistem imun mereka
imatur. Oleh karna itu, akibat kegagalan mengikuti prinsip pencegahan infeksi
terutama sangat membahayakan.
Dengan
mengamati praktik pencegahan infeksi di bawah akan melindungi bayi, ibu serta
pemberi perawatan kesehatan dari infeksi. Hal itu juga akan membantu mencegah
penyebaran infeksi. Prinsip penyebaran infeksi yaitu :
1) Ada
pemisahan dikamar bersalin antara bagian septik dan aseptik.
2) Dibangsal
bayi baru lahir dipisahkan antara partus aseptik dan septik
3) Dapur
susu harus bersih dan cara mencapur susu harus aseptik, setiap bayi harus
mempunyai tempat pakaian sendiri begitu pula termonoloa obat, inkubator harus
selalu dibersihkan, lantai ruangan setiap hari harus dibersihkan dengan
aseptik.
4) Pemakaian
antibiotik dengan indikasi jelas
5) Berikan
perawatan rutin kepada bayi baru lahir
6) Pertimbangan
setiap orang ( termasuk bayi dan staf ) berpotensi menular infeksi
7) Cuci
tangan atau gunakan pembersih tangan berakohol
8) Pakai
pakaian pelindung dan sarung tangan
9) Pegang
instrumen tajam dengan hati-hati dan bersihkan jika perlu sterilkan atau
desinfeksi instrumen dan peralatan.
10) Bersihkan
unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin dan buang sampah.
0 komentar:
Posting Komentar