KONDISI MATERNAL NEONATAL YANG BERISIKO KEGAWATDARURATAN (ASMA BRONKIALE PADA IBU HAMIL)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asma bronkial adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua Negara dunia, diderita oleh anak sampai dewasa dengan derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan dapat mengancam jiwa seseorang. (Gina,2006).
Berbagai faktor yang dapat menimbulkan serangan asma antara lain olahraga,infeksi,alergi,perubahan suhu,asap rokok,dan lain lain. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya serangan asma, derajat asma dan juga kematian akibat penyakit asma (Rahajoe, Supriyanto dan Setyanto, 2008).
Asma dapat timbul pada berbagai usia dan dapat menyerang pada semua jenis kelamin namun dari waktu kewaktu terlihat kecenderungan terjadinya suatu peningkatan penderita. Berbagai penelitian menyebutkan prevalensi asma berkisar 3,8% - 6,9% (Samsuridjal D, 2000).



1.2  Rumusan masalah
1.2.1        Apakah yang dimaksud dengan penyakit asma bronkiale dalam kehamilan ?
1.2.2        Bagaimanakah pengaruh penyakit asma bronkiale dalam kehamilan ?
1.2.3        Apasajakah hormon yang dapat berpengaruh dalam kehamilan ?
1.2.4        Bagaimanakah pengaruh obat asma bronkiale terhadap kehamilan ?
1.2.5        Bagaimanakah pengaruh obat-obat pertolongan persalinan terhadap asma bronkial ?
1.2.6        Bagaimanakah penatalaksanaan asma bronkiale dalam kehamilan ?


1.3  Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui penyakit asma bronkiale dalam kehamilan.
1.3.2        Untuk mengetahui pengaruh penyakit asma bronkiale dalam kehamilan.
1.3.3        Untuk mengetahui hormon apasajakahyang berpengaruh dalam kehamilan.
1.3.4        Untuk mengetahui pengaruh obat asma terhadap kehamilan.
1.3.5        Bagaimanakah pengaruh obat-obat pertolongan persalinan terhadap asma bronkial.
1.3.6        Untuk mengetahui penatalaksanaan asma bronkiale dalam kehamilan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asma Bronkial pada kehamilan
Asma Bronkiale merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai sehari-hari dengan ditandai oleh adanya obstruksi bronkial yang difus namun reversible baik secara spontan ataupun melalui pengobatan. Di Amerika Serikat insiden asma bronkial pada kehamilan berkisar antara 0.5 sampai 1.0 % dari seluruh kehamilan. Angka abortus, partus dan prematurus maupun kematian pada ibu atau janin umumnya tidak mengalami peningkatan pada ibi-ibu yang mendapat control AB dengan baik, sementara ibu hamil dengan serangan AB yang berat merupakan suatu problema yang serius dengan angka abortus partus prematurus serta angka kematian ibu dan anak yang meningkat.

2.2 Pengaruh Kehamilan terhadap Asma Bronkiale
Pada seorang wanita hamil terdapat perubahan-perubahan fisiologis pada beberapa organ-organ tubuh wanita tersebut akibat kehamilannya. Perubahan-perubahan fisiologis yang diketahui berpengaruh terhadap perjalanan AB antara lain perubahan-perubahan berupa membesarnya uterus, elevasi diafragma, hormonal perubahan-perubahan pada mekanik paru-paru dan lain-lain.
Sejak implantasi blastokist pada endometrium uterus akan terus membesar sesuai umur kehamilan. Pada akhir bulan ke tiga uterus sudah cukup besar dan umumnya sudah sebagian tersembul ke luar rongga pelvis mengisi rongga perut untuk selanjutnya terus membesar perlahan-lahan mendesak usus ke atas dan kesamping sehingga pada trimester terakhir kehamilan uterus sudah mencapai daerah setinggi hati. Hal ini banyak berhubungan dengan meningkatnya tekanan intrabdominal. Perubahan-perubahan hormonal yang terjadi saat kehamilan dan persalinan menyangkut banyak jenis hormon-hormon, tetapi yang diketahui ada kaitannya langsung atau tidak langsung terhadap perjalanan AB baru beberapa jenis. Pada ibu-ibu hamil yang menderita AB, Bahna dan Bjerkedal mendapatkan bahwa insiden hiperemis, perdarahan, toksemia gravidarum, induksi persalinan dengan komplikasi dan kematian ibu secara bermakna lebih sering terjadi dibandingkan dengan ibu-ibu hamil tanpa penyakit AB. Hal ini dapat diduga erat hubungannya dengan obat-obat anti asma yang diberikan selama kehamilan ataupun akibat efek langsung daripada memberatnya asma. Hal yang sangat penting diperhatikan didalam penatalaksanaan AB pada ibu-ibu hamil ialah disamping untuk keselamatan ibunya sendiri adalah juga untuk keselamatan janin. Oksigenasi pada janin hendaknya dipertahankan supaya adekuat, obat-obatan hendaknya dipilih yang bias menjamin keselamatan janin didalam kandungan.
2.3 Hormon Masa Kehamilan
·         Progesteron
Yang kadarnya meningkat pada masa kehamilan mempunyai efek langsung terhadap pusat pernapasan (respiratory center) mentebabkan peningkatan frekuensi pernapasan (respiratory rate), sehingga menyebabkan hiperventilasi. Progesteron juga bersifat smooth muscle relaxan terhadap otot-otot polos usus, genitourinarius, dan diduga pada otot-otot bronkus.
·         Estrogen
Kadarnya meningkat saat kehamilan, terutama trimester ketiga. Pecora dan kawan-kawan membuktikan estrogen mempunyai efek menurunkan diffusing capacity dari CO2 pada paru-paru dan diduga ini terjadi sebagai akibat meningkatnya asam mukopolisakarida perikapiler.
·         Kortisol
Kadarnya meningkat pada kehamilan, diduga sebagai akibat klirens kortisol yang menurun, bukan karena sekresinya yang meningkat. Sehngga waktu paruhnya akan memanjang. Dan pemberian preparat steroid pada masa kehamilan harus disesuaikan dengan keadaan ini.


2.4 Pengaruh Obat-obatan Anti Asma Terhadap Kehamilan
Bermacam-macam obat-obatan yang dipakai didalam penatalaksanaan AB. Sebagian diantaranya tidak mempunyai pengaruh yang merugikan terhadap kehamilan, namun sebagian lagi diantaranya dapat memberikan pengaruh yang sebaliknya sehingga pemakaiannya harus hati-hati dan hanya atas indikasi-indikasi tertentu saja.
·         Golongan Xanthin
Golongan yang luas dipakai adalah aminofilin dan teofilin. Cara kerja kedua jenis obat ini adalah sebagai bronkodilator yang langsung bekerja pada otot-otot bronkus dengan jalan menghambat kerja enzim fosfodisterase. Aminofilin dan teofilin merupakan obat yang cukup aman bagi ibu hamil dengan AB. Pada dosis terapeutik tidak terbukti bahwa obat-obat ini berbahaya pada ibu atau janin bahkan pada beberapa penelitian dapat ditunjukkan adanya penurunan yang bermakna daripada insidens respiratory distress syndrome pada bayi-bayi dari ibu yang mendapat aminoflin dibandingkan dengan yang tidak.
·         Golongan simptomatik
Obat-obatan dari golongan ini adalah adrenalin, efedrin, isoprenalin, terbutalin, salbutamol, orsiprenalin dan sebagainya. Obat-obat ini bekerja sebagai anti asma melalui perangsangan terhadap reseptor simpatis. Respetor simpatis ada 2 A dan B. Reseptor ini tersebar di seluruh tubuh, ada organ yang hanya memiliki 1 jenis reseptor, misalnya jantung, respetor B1, otot-otot bronkus reseptor B2, pembuluh darah respetor A, arteriol kulit, mukosa, dan otak, respetor A, dan adapula organ-organ yang memiliki lebih dari 1 repseptor.
·         Adrenalin
Selain merangsang reseptor B1 dan B2 juga merangsang reseptor A, sehingga selain merangsang bronkus, obat ini pula merangsang jantung, pembuluh darah dan lain-lain. Untuk mencegah efek samping, maka dianjurkan untuk mempergunakan dosis terkecil yang masih memberikan dilatasi bronkus yang optimal. Selain itu obat ini juga memberikan efek kontriksi pembuluh darah mukosa bronkus, sehingga mengurangi edema dan kongesti saluran nafas. Adrenalin juga menyebabkan penurunan sementara perfusi uterus yang menyebabkan fetal distress. Pemakaian pada umur kehamilan dibawah 4 bulan harus dihindari karena ditemukan kasus-kasus malformasi janin, tetapi belum diketahui secara pasti.
·         Efedrin
Farmakodinamik efedrin mirip adrenalin, namun mulai kurang dipakai karena efek bronkodilatornya kurang kuat. Pada dosis terapi sering memberikan efek samping yang jelas. Pada kasus-kasus dengan kehamilan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa obat ini mengganggu kehamilan sehingga digolongkan aman untuk dipakai.
Obat-obat Beta Agonis
Seperti halnya terbutalin, orsiprenalin, heksoprenalin, salbutamol dan lain-lain mempunyai efek stimulasi terhadap adrenoseptor B2. Obat-obat golongan ini bekerja dengan meningkatkan siklik AMP melalui perangsangan reseptor B2 yang terdapat pada membran otot polos bronkus.
Dengan perangsangan ini maka aktifitas enzim adenisiklase meningkat sehingga perubahan-perubahan ATP menjadi siklik AMP bertambah. Belum diketahui efeknya terhadap janin, tetapi obat ini cukup aman dipakai pada kehamilan.
Akibat perangsangan pada reseptor B2 oleh obat ini, dapat menyebabkan relaksasi otot-otot uterus, sehingga menyulitkan jalannya persalinan, ataupun atonia uteri, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai pada hamil tua, saat inpartu ataupun masa nifas.
·         Kromoglikat
Cara kerja obat ini dengan menghambat pelepasan mediator humoral daripada sel mast, sehingga baik mencegah serangan asma. Obat ini tidak menyebabkan kelainan pada janin ataupun ibu, sehingga nampaknya tidaklah berbahaya. Namun demikian pemakaian pada ibu-ibu hamil datanya belum cukup banyak.


·         Kortikosteroid
Kortikosteroid bukan merupakan bronkodilator. Obat-obat ini umumnya digunakan pada AB yang berat. Kortikosteroid memiliki efek anti alergi dan anti inflamasi juga dapat meningkatkan otot polos bronkus yang refrakter terhadap stimulan adrenoseptor B2.
Pada kehamilan kadar kortisol lama ibu meningkat, dan hanya sebagian kecil saja yang melewati plasenta ke dalam sirkulasi janin dan segera perubahan menjadi bentuk inaktif. Prednisone dan prednisolon menembus plasenta dalam kadar yang sangat kecil kira-kira 1/10 kadar plasma ibu, dan hal ini konsisten dengan penemuan-penemuan bahwa sangatlah jarang terjadi supresi pertumbuhan kelenjar adrenal janin pada ibu-ibu hamil yang mendapat obat ini.
·         Antihistamine, Ekspektoran dan Antibiotika
Walaupun secara langsung bukan sebagai obat asma, namun sering digunakan pada penderita-penderita AB. Dipenhidramin, tripilinamin, feniramin, klorfeniramin, fenilefrin merupakan obat-obat yang dapat dipergunakan secara aman pada ibu-ibu hamil.
Ekspektoran terkecuali yang mengandung yodium juga aman dipakai. Diantara antibiotik, penisilin merupakan obat obat yang paling aman pada kehamilan. Eritromisin belum banyak diteliti, namun beberapa hasil penelitian yang ada ternyata juga aman dipakai, sedangkan tetrasiklin hendaknya jangan dipakai karena terbukti dapat menyebabkan kerusakan pada gigi, hati dan tulang dari janin.

2.5 Pengaruh obat-obat pertolongan persalinan terhadap asma bronkiale
Beberapa jenis obat-obatan yang sering dipergunakan di dalam pertolongan persalinan secara farmakologis mempunyai potensi untuk mempengaruhi perjalanan AB.
·         Prostaglandin
Merupakan obat yang dapat dipergunakan untuk mengadakan induksi abortus pada kasus-kasus abortus terapiutis, induksi persalinan, induksi haid dan lain-lain sehubungan dengan khasiatnya dapat menyebabkan kontraksi dari otot-otot polos dari uterus. Prostaglandin F2alfa dan E2 juga mempunyai efek sebagai bronkokonstriktor sehingga berakibat meningkatkan pulmonary resistance, sehingga memperberat Asma, oleh karena itu pemakaian obat ini pada penderita AB akan berbahaya sehingga patut dihindari.
·         Larutan epinefrin (1:1000) – 0,2 sampai 0,5 secara subkutans
·         Larutan isoproterenol (1:100) – 3 sampai 7 inhalasi dalam
·         Oksigen melalui masker atau kateter hidung
·         Pernapasan tekanan positif intermiten dengan isoproterenol atau isoetarin
·         Hidrasi – 1000ml dextrose 5% dalam air
·         Aminofilin – 250 sampai 500mg (6mg/kg) ditambah ke 100ml dextrose 5% dalam air dan di infus dalam 20-30 menit – jika bronkospasme tidak berespon terhadap tindakan sebelumnya.
·         Hidrokortison – 250 sampai 1000mg secara intravena perlahan-lahan atau diencerkan dalam 200ml infus dextrose 5%.

Obat-obat anestesi
Anestesia sering-sering diperlukan pada berbagai macam kasus ginekologik maupun obstetrik, Dietil eter mempunyai efek bronkodilatasi namun sangat iritatif terhadap mukosa bronkus sehingga dapat menyebabkan bronkokorea yang berlebihan,sedangkan sikopropan dapat menyebabkan bronkospasmus. Nitrous oksid dan halotan mempunyai efek bronkolitik sehingga dalam hal ini obat tersebut merupakan obat-obat pilihan. Disamping itu anestesi epidural, saddle block, pudendal bock ataupun anestesi lokal dapat digolongkan sebagai cara anestesi yang aman untuk penderita-penderita AB.

2.6 Penatalaksanaan Asma Bronkial pada kehamilan
Pada dasarnya penatalaksanaan Ab pada kehamilan tidaklah berbeda dengan penatalaksanaan AB pada umumnya, namun di dalam beberapa hal peru perhatian-perhatian khusus yang menyangkut keselamatan ibu dan janin, utamanya di dalam pemilihan obat-obat yang akan dipergunakan dan mencegah penyakitnya berlarut-larut untuk mencegah kemungkinan terjadinya hipoksia pada anak.

Penderita Rawat Jalan
Penderita dengan serangan AB yang ringan dapat dirawat sebagai penderita rawat jalan. Hal yang paling penting pada penderita-penderita ini adalah mencegah supaya serangan AB jangan timbul dan jangan menjadi berat, sehingga di dalam hal ini sangat perlu mengidentifikasi serta mengeliminir faktor-faktor presipitasi seperti infeksi saluran nafas, inhalasi alergen, bahan-bahan iritatif, stress emosional dan sebagainya. Sodium kromoglikat dapat merupakan obat obat yang terpilih di dalam usaha pencegahan ini disamping eliminasi faktor-faktor presipitrasi.
Pada serangan AB yang ringan , teofilin peroral atau rektal dapat merupakan pilihan atau kalau perlu aminofilin intravenous 250 – 500 mg secara bolus pelan-pelan atau isopreterinol inhalasi atau nebulizer, atau adrenalin subkutan 0,2-0,5 ml yang dapat diulang dalam 15 sampai 30 menit kemudian.
Pada penderita steroid dependent asthma, prednisone, prednisolon merupakan obat yang terpilih. Beklometason dipropionat periinhalasi juga dapat diberikan untuk menggantikan prednisone atau untuk mengurangi kebutuhan terhadap prednisone.

Penderita Rawat Inap
Diperuntukkan penderita dengan Ab yang berat atau status asthmaticus. Diberikan aminofilin IV 250-500 mg secara bolus pelan-pelan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian aminoflin perinfus IV dengan dosis 0,9 mg/kg BB/hari. Hidrokortison sodium suksinat diberikan 100-200 mg IV/4-6 jam, oksigen melalui kateter hidung, cairan dan elektrolit yang cukup dan eliminasi faktor-faktor presipitasi.
Apabila perlu ditambahkan dengan obat-obat golongan beta agonis dalam hal ini yang telah banyak dipergunakan pada kasus dengan kehamilan adalah terbutalin peroral 2.5 – 5 mg/8 jam.
Pada penderita Ab yang inpartu perlu mendapat pengobatan dan pengawasan seksama, karena sangat sering AB yang semula ringan menjadi berat saat inpartu, atau pada saat kehamilan AB tidak pernah menyerang, saat inpartu AB menyerang.
Penatalaksanaan sesuai dengan berat ringannya AB, dengan pengawasan yang seksama terhadap perkembangan penyakit. Dalam keadaan ini perlu diingat bahwa obat-obat adrenalin dan beta agonis mempunyai efek yang tidak menguntungkan sehingga pemakaiannya harus dihindari.
Perhatian khusus perlu pula diberikan terhadap penderita-penderita dengan riwayat steroid dependent asthma yang inpartu. Diperlukan pemberian kortikosteroid eksogen yang adekuat, yang maksudnya memberikan konsentrasi yang cukup dari hormon ini untuk menghadapi stres pada saat partus, dan mencegah eksaserbasi AB inpartu. Untuk maksud ini, sejak dimulainya inpartu diberikan hidrokortison 100 mg intramuskuler setiap 8 jam selama 24 jam atau lebih sesuai keadaan.





BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY. “U ” UMUR 26 TAHUN G2 P1 A0 Ah1 UMUR KEHAMILAN 35 MINGGUDENGAN ASMA DI RB ANNISA

No. Registrasi             : 090425533
Masuk tgl / jam           : 4 April  2011 ,           08.00 WIB
Ruang                          : Pemeriksaan
I.     PENGKAJIAN           Tanggal           : 4 April 2011,             Jam      : 08.10 WIB
A.  Data Subyektif

1. Identitas                 Istri                                          Suami
Nama                : Ny. U                                                      Tn. A
Umur                :  26  tahun                                                29  tahun
Agama              :  Islam                                                      Islam
Pendidikan       :  SMA                                                      S1
Pekerjaan          : IRT                                                         PNS
Suku / bangsa   : Jawa / Indonesia                                     Jawa / Indonesia
Alamat              : Jln. Cinta RT 05 JAMBI                        Jln.CINTA RT 05 JAMBI
Telp                  : 085239333555                                        085239555666

2.   Anamnesa
a. Alasan datang    :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

b. Keluhan Utama  :
Ibu takut penyakit asmanya kambuh di kehamilan kedua ini.

3. Riwayat Menstruasi
Menarche  : 13 Tahun                                                    Siklus              : 28 hari
Lama               :  6 hari                                                   Teratur             : Ya
Sifat darah      :  cair                                                      Keluhan           : Tidak ada

4. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Sah                                                 Menikah ke     : I ( satu )
Lama                     : 5 Tahun                                          Usia menikah  : 25 Tahun

5. Riwayat obstetric   : G2 P1 Ab0 Ah1

Hamil ke
Persalinan
Nifas
Tgl lahir
UK
Jenis persalinan
Penolong
Komplikasi
JK
BB lahir
Laktasi
Komplikasi
Ibu
Bayi
1
23 maret2006
Aterm
Vakum ekstraksi
Dr Obsgyn
Asma
Caput suksedenium
L
2600gram
2 th
Tidak ada
2
Hamil ini                                                 

6. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan
No.
Jenis Kontrasepsi

Pasang




Lepas



Tgl
Oleh
Tempat
Keluhan
Tgl
Oleh
Tempat
Alasan
I
Suntik
2006
Bidan
BPS
Tidak ada
2010
Bidan
BPS
Ingin punya anak

7. Riwayat Kehamilan Sekarang
     a. HPHT          : 20 Agustus 2010                               HPL    : 27 Mei 2011
     b. ANC pertama umur kehamilan: 12 minggu
     c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi         : 2x,                 Tempat: BPS               Oleh: Bidan
Keluhan           : mual
Terapi              : Fe 1x1, vit C 1x1, asam folat 1x1
Trimester II
Frekuensi         : 3x ,                Tempat: BPS              Oleh :Bidan
Keluhan           : Ibu mengatakan sering merasa cepat lelah dan pegal- Pegal
Terapi              : Fe, vit C, Kalk
Trimester II
Frekuensi         : 2x ,                Tempat: RB                Oleh :Bidan
Keluhan           : tidak ada
Terapi              : tidak ada
d. Imunisasi TT
TT1 tanggal sebelum menikah                                    TT3 tanggal tahun 2003
TT2 ± 1 bulan setelahTT1                                           TT4 tanggal tahun 2004
e. Pergerakan janin dalam 24 jam
    Ibu mengatakan pergerakan janin selama sehari (24 jam)  lebih kurang 12  kali.


8. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan dirinya menderita penyakit asma sejak kecil,terakhir kali kambuh umur 24 tahun.
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga( menular,menurun,menahun)
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu ada yang sedang menderita penyakit asma.
c. Riwayat Keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki riwayat keturunan  anak kembar
d. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun.
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak alergi terhadap obat-obatan
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi                       
 sebelum  hamil                                                        saat hamil
             Makan
             Frekuensi               : 3x/hari                                  3x/hari
                  Porsi                      : 1 piring                                 1 piring
                  Jenis                      : Nasi,sayur,lauk                     Nasi,sayur,lauk
                  Pantangan             : Tidak ada                              Tidak ada
                  Keluhan                 : Tidak ada                             Tidak ada
                  Minum
                  Frekuensi               : 8x/hari                                  10x/hari
                  Porsi                      : 1 Gelas                                  1 Gelas
                  Jenis                      : Air Putih                                Air putih,susu
                  Pantangan             : Tidak ada                              Tidak ada
                  Keluhan                 : Tidak ada                              Tidak ada
b. Pola eliminasi
 BAB                         sebelum hamil                    saat hamil
                  Frekuensi               : 1x/hari                                   jarang  BAB
                  Konsistensi            :  lembek                                 agak keras
                  Warna                    :  kekuningan                          hitam kekuningan
                  Keluhan                 :  Tidak ada                             konstipasi
                  BAK
                  Frekuensi               :  5-6x/hari                               8-9x/hari
                  Konsistensi            :  Cair                                      Cair
                  Warna                    :  Kuning jernih                       Kuning jernih
                  Keluhan                 :  Tidak ada                             Tidak ada



c.  Pola Istirahat
Tidur siang          sebelum hamil                      saat hamil
                   Lama                    : 2 jam/hari                              1 jam/hari
Keluhan                : Tidak ada                               Tidak ada
Tidur malam        
Lama                    : 5-6 jam/hari                           6 jam/hari
Keluhan                : Tidak ada                               Tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi                       : 2x/hari                               2x/hari
Ganti pakaian          : 2x/hari                                2x/hari
Gosok Gigi              : 2x/hari                                2x/hari
Keramas                   : 2x/minggu                          3x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi                : 2x/minggu                            1x/minggu
Keluhan                  : Tidak ada                              Tidak ada
f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
ibu mengatakan hanya melakukan pekerjaan rumah seperti membersihkan rumah, dan mencuci.
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, dan minum-    minuman beralkohol.
11. Psikososiospiritual (Penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan,dukungan social,  perencanaan persalinan,pemberian asi, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social,dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
- Ibu mengatakan ibu, suami, dan keluarga sangat cemas dengan kahamilannya 
- Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dengan kehamilan ibu
- Ibu mengatakan suami dan keluarga memberikan dukungan kepada ibu
- Ibu mengatakan ibu dan suami taat beribadah
12. Pengetahuan ibu(tentang kehamilan , persalinan dan Laktasi
Ibu mengerti nutrisi yang baik untuk ibu hamil yaitu 4 sehat 5  sempurna dan ibu lebih berhati-hati menjaga kehamilan yang sekarang.
13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan tidak memelihara hewan peliharaan (seperti kucing, anjing,  ayam, dll)  di rumahnya.

B. DATA OBYEKTIF
     1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum                                   :  Baik 
Kesadaran                                                       :  Compomentis
Tanda Vital sign                     
Tekanan darah                    :  130/80 mmHg                      Nadi: 86x/menit
Pernapasan                          :  20x/menit                             Suhu: 37 °c
Berat Badan sebelum hamil            : 50 kg                                    
Tinggi badan                                   : 157 cm
Berat badan sekarang                     : 57 kg                                    
     2. Pemeriksaan Fisik
Kepala        :  Mesocephal, tidak nyeri tekan, terdapat luka jahitan
Rambut      :  Tidak ada ketombe, warna  rambut hitam , bersih, rambut tidak rontok
Muka          :  Bentuk muka oval, tidak ada oedema, , tidak ada cloasma gravidarum
Mata           :  Simetris, tidak ada secret, sklera tidak ikterik, konjungtiva pucat.
Hidung       :  Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut         :  Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada karies pada gigi, lidah bersih,tidak
Telinga       :  Simetris,bersih, tidak ada serumen
Leher          : Tidak  ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis, serta tidak   ada  pembengkakan kelejar  parotis dan limfa
Dada          : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi ronghi dan wheezing.
Payudara    :Simetris, puting susu  menonjol, hiperpigmentasi areola mamae, colustrum    belum keluar.
Abdomen   : Pembesar memanjang, tidak ada bekas operasi, tidak ada nyeri
tekan pada saat dipalpasi, terdapat linea gravidarum.
Palpasi Leopold
Leopold I   : TFU antara Px dengan pusat,pada fundus teraba 
                                                    lunak, kurang bulat, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kanan perut ibu :  teraba kecil-kecil tidak beraturan,sedikit ada gerakan ( ekstremitas)
Bagian kiri perut ibu    : teraba keras ada tahanan seperti papan , memanjang  (punggung )
Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba bulat, keras  
                                               melenting ( bokong ).
Leopold IV : Kepala belum masuk panggul (Konvergen)
Osborn test                             : Tidak dilakukan
TFU menurut Mc.Donald      :  28 cm ,  TBJ : ( 28 – 12) x 155 = 2480 gram
Auskultasi DJJ                       :  Positif, 138 x/menit
Ekstremitas atas                     :  Simetris, gerakan aktif, kuku tidak pucat,     
                                                                       tidak odema, LILA:  24  cm
Ekstremitas bawah                     :  Simetris, gerakan aktif, kuku tidak pucat, tidak  odema, tidak ada varises , reflex patella (+)
Anus                                           :  Tidak hemorrhoid

3. Pemeriksaan Penunjang                            Tanggal: 4 April 2011
        Hasil golongan darah B                        HB = 12,5 gr% dl
        Urine reduksi: negative                         Protein Urine : negative

II. INTERPRETASI DATA
     A. Diagnosa Kebidanan
Seorang ibu NY. U Umur 26 tahun G2 P1 A0 Ah1,uk 32 + 3 minggu janin tunggal, hidup intrauteri, PUKI,presentasi kepala, belum masuk PAP, dengan asma.

DS    
-       Ibu mengatakan umurnya 27 tahun
-       Ibu mengatakan ini kehamilan kedua
-       Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
-       Ibu mengatakan HPHT tanggal 20 Agustus 2010
-       Ibu mengatakan dirinya menderita penyakit asma sejak kecil,terakhir kali kambuh umur 24 tahun.
DO       :
-      KU : baik                                     
-   Kesadaran : composmentis
-      Tanda Vital sign               :
                  Tekanan darah          :  130/80 mmHg                  Nadi: 86x/menit
                  Respirasi                      :  20x/menit                             Suhu: 37°c
-      Palpasi Leopold
       Leopold I        :   TFU antara Px dengan pusat, pada fundus teraba 
                                  lunak, kurang bundar, tidak melenting ( bokong )
      Leopold II      :     PUKI
     Leopold III     :     PRESKEP
 Leopold IV     :   Kepala belum masuk panggul ( Konvergen )
-       Auskultasi DJJ     : positif, 138 x/menit

B. Masalah
Ibu mengalami ketakutan akan kambuhnya asma pada kehamilan kedua ini karena sering merasa sesak nafas dan susah BAB.
C. Kebutuhan
Konseling tentang pencegahan dan penanganan asma yang dapat dilakukan oleh ibu dan keluarga, penyebab susah BAB dan cara mengatasinya.

II.    IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL
       Asma dalam kehamilan potensial terjadi pertumbuhan janin terlambat dan lahir preterm.



III.  ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
Edukasi terhadap pasien untuk menghindari pencetus asma dan pengawasan terhadap penggunaan obat-obatan.
B.   Kolaborasi
Kolaborasi dengan dr. Erlina SpPD untuk pemberian terapi penyakit asma pada ibu hamil.
C.   Merujuk
Tidak dilakukan saat ini karena belum ada indikasi.

V. PERENCANAN               Tanggal : 4 April 2011                        jam : 08.30 WIB
1.  Jelaskan pada ibu  tentang hasil pemeriksaan.
2.  Beri KIE tentang asma pada ibu
3.  Beri KIE tentang cara pencegahan asma pada ibu.
4.  Anjurkan ibu untuk istirahat.
5.  Beri KIE tentang masalah konstipasi dan penanganannya.
6.  Beri ibu terapi obat sesuai adsvis dokter.
7.  Beri dukungan / support mental pada ibu.
8.  Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang.



VI.PELAKSANAAN              Tanggal  : 4 April 2011                      jam : 08.40 WIB
1.    Memberitahukan  Ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinnya dalam kondisi baik dan sehat yaitu TD : 130/80 mmHg, N :86x/menit, R : 20x/menit, S : 37 °c, BB : 57 kg, TB :157 cm, DJJ : 138 x/menit
2. Memberikan konseling  kepada ibu bahwa biasanya serangan asma akan timbul pasa usia kehamilan 24 minggu sampai 36 minggu karena gerakan diafragma/sekat rongga badan menjadi terbatas dan juga asma bisa menimbulkan komplikasi pada ibubeserta janin, sehingga ibu harus lebih hati-hati dalam menjaga kehamilannya.
3.  Memberikan konseling mengenai pencegahan agar tidak terjadinya asma yaitu menghindari  faktor pencetus asma  sepertialergen (misalnya debu rumah, serpih kulit kucing, bulu binatang ), Infeksi saluran nafas, Obat-obatan (penicillin, salisilat, beta blocker, kodein), dan polusi udara.
4.  Menganjurkan ibu untuk mengurangi stressor baik fisik maupun psikologis dengan istirahat cukup, tidak melakukan aktivitas berat/aktivitas yang melelahkan, dan melakukan ralaksasi.
5.  Memberikan konseling kepada ibu bahwa pada usia kehamilan trimester III ibu akan mengalami susah BAB dan sering BAK karena terjadi perubahan hormon yang mengakibatkan kerja peristaltik usus menjadi lambat dan pembesaran rahim yang mendesak kandung kemih. Menganjurkan ibu agar makan makanan berserat serta olahraga ringan dan menganjurkan ibu agar tidak banyak minum menjelang tidur.
6. Memberikan terapi obat sesuai advis dokter yaitu inhaler / inhalasi (Inflamide) diberika 3
4 kali semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit.
7.  Memberikan dukungan kepada ibu bahwa ibu dapat  menjaga kehamilannya dengan mengikuti semua saran dari bidan.
8.   Mengingatkan ibu untuk datang kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.

V. EVALUASI                      Tanggal : 4 April 2011                        jam : 09.05 WIB
1.      Ibu sudah mengerti dan senang mendengar kondisi dirinya beserta bayinya yang dikandung dalam keadaan sehat.
2.      Ibu akan selalu hati – hati menjaga kondisi dirinya beserta janin yang dikandungnya.
3.      Ibu setuju menghindari pencetus asma
4.      Ibu dan suami mengerti penjelasan bidan dan bersedia melaksanakan nasehat bidan
5.      Ibu sudah mengerti tentang konstipasi dan bersedia mengkonsumsi makanan yang - berserat seperti buah buahan.
6.      Advis dokter sudah diberikan.
7.      Ibu sudah tenang dan tidak takut lagi.
8.      Ibu bersedia untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan

BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asma Bronkiale merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai sehari-hari dengan ditandai oleh adanya obstruksi bronkial yang difus namun reversible baik secara spontan ataupun melalui pengobatan. Perubahan-perubahan fisiologis yang diketahui berpengaruh terhadap perjalanan AB antara lain perubahan-perubahan berupa membesarnya uterus, elevasi diafragma, hormonal perubahan-perubahan pada mekanik paru-paru dan lain-lain.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan  pembaca pada umumnya dan dapat diterima dengan baik. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal makalah ini masih jauh dari sempurna.
Kami meminta kritik dan saran bagi pembaca untuk memperbaiki lagi makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana. EGC : Jakarta.
Mochtar, rustam. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 1. EGC : Jakarta.
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika.
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed 4, Vol 1. EGC : Jakarta.
Diposkan oleh Christy Arum di 22.24
http://www.artikelkebidanan.com/artikel/contoh-askeb-soap-persalinan-dengan-letak-sungsang.html
http://stirmawati.blogspot.com/p/letak-sungsang.html


0 komentar: