My new life



Tahun ini adalah tahun dimana aku harus memulai kehidupan baru. Beradaptasi dengan lingkungan baru membuat aku mengalami kesulitan. Kesulitan yang tak pernah aku alami sebelumnya. Semua ini bermula saat pertama kali aku akan memasuki sebuah fakultas yang aku impikan sejak dahulu dan pertama kalinya juga aku harus hidup tanpa orang tua. Tinggal diasrama membuat aku semakin jarang berkumpul bersama keluarga.
Malam ini adalah malam pertama aku tinggal diasrama dan malam ini pun aku tak bisa menikmati tidur ditempat asing seperti ini. Pikiranku hanya dihiasi oleh keadaan orang tua dirumah, bahkan kamar yang selalu aku tempati kini telah menjadi ruangan kosong tanpa penghuni.
Malam pun semakin larut, mataku lama kelamaan terpejam dengan sendirinya. Namun, malam ini aku bermimpi berada disebuah tempat yang sangat indah, dengan berbagai macam keunikan yang belum pernah aku temui di duniaku. Dalam mimpi aku tak ingin kembali dalam kehidupanku lagi, karena disinilah aku bisa merasakan artinya kebahagian yang belum pernah aku temui di alamku sendiri.
Kringggg…kringggg…kringgg…
Aku tersentak bangun saat aku lihat ternyata jam weker ku telah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Saat aku benar-benar telah tersadar dalam mimpiku, aku merasa sedih. Ternyata aku tak bisa tinggal lebih lama lagi dalam dunia mimpiku saat ini. Aku merasa sedih tak bisa kembali lagi ke dunia mimpi. Aku berharap suatu saat aku bisa kembali ke dunia indah itu lagi.
Dengan malas aku turun dari tempat tidur untuk segera menuju kamar mandi. Alangkah terkejutnya aku, saat melihat keadaan kamar mandi ku yang baru. Puluhan orang mengantri didepan kamar mandi yang akan mereka gunakan. Bukan hanya menunggu antriannya saja, sebagian besar mereka mengantri sambil tidur didepan kamar mandi masing-masing. Ternyata, aku mendapat antrian yang terakhir gara-gara aku bangun kesiangan. Huhhh…. “Ribetnya hidup tanpa orang tua” gerutuku dalam hati.
Ini adalah hari pertama aku kuliah. Ternyata tidak semua dosen hari ini bisa masuk dan memulai pelajaran. Karena ini hari pertama kami kuliah, jadi perkuliahan hanya dimulai dengan perkenalan antar sesama. Sebagian besar teman kelasku tidak berasal dari kotaku. Kebanyakan dari mereka adalah anak rantauan dikotaku. Mereka juga menggunakan bahasa masing-masing. Raut wajah mereka juga melambangkan ke khas-an dari kota mereka sendiri. Setelah aku  mengenal satu sama lain dan walaupun aku masih lupa dengan nama-nama mereka. Aku merasa bahwa mereka tidak jauh berbeda dengan aku.
Setelah perkuliahan selesai, aku bersama teman-teman harus kembali ke asrama masing-masing. menjalani hari-hari di asrama sangat sulit bagi anak manja sepertiku. Diasrama inilah beragam tingkah laku teman-teman bisa aku ketahui. Mulai dari yang manja sepertiku hingga yang pelitnya audzubillah. Dari sinilah aku berfikir “apakah aku sanggup menjalankan hari-hariku diasrama ini selama 3 tahun dengan beragam sikap yang kurang aku sukai?”. Pertanyaan ini sering sekali membayangi pikiranku, tapi aku berusaha terus untuk melawan pertanyaan itu dengan menyemangati diriku bahwa aku bisa menjalaninya.
Lika-liku hidup yang aku alami diasrama tak bisa aku hadapi sendiri. Terkadang aku ingin menyerah dengan semuanya. Namun, aku memikirkan pengeluaran orang tua yang begitu banyak untukku dan tidak mungkin aku menyerah sampai disini.
Waktu cepat berlalu, tidak terasa aku sudah menjalani hari-hariku dengan penuh rintangan. Setiap rintangan mampu aku lewati sendiri. Dari asrama inilah aku bisa bertemu dengan sesosok teman yang mampu mengerti keadaanku. Sayangnya, aku dan mereka memiliki karakter yang bertolak belakang. Sehingga selama kami berteman, kami tak pernah akrab dan bisa dikatakan sering bertengkar. Walaupun kami sering bertengkar, kami selalu bersama kemanapun pergi, selalu belajar bersama, sering bercanda dan saling berbagi antara satu sama lain. Kami juga sering melihat langit dimalam hari.
Hingga suatu hari terjadilah sebuah pertengkaran antara kami, entah apa yang membuat kami tak bisa bersatu lagi. Pertengkaran ini bukanlah dialami olehku melainkan antara dua sahabatku yang lain. Ketika kami telah berpisah, aku berusaha memperbaiki hubungan persahabatan ini. Sayangnya, aku tidak mendapatkan hasil. Alangkah, sedihnya melihat keadaan persahabatan kami sepertini ini. Aku pun juga bingung harus berada dipihak mana. Setiap malam aku memikirkan masalah ini. Namun, tak ada jawaban yang bisa aku dapatkan.
Keesokannya aku tetap menjalani hidupku seperti biasa. Aku menganggap antara kami tidak mengalami apa-apa. Hingga aku memutuskan untuk berteman dengan semuanya dan tidak ada lagi teman dekat seperti dulu. Aku tidak mau kejadian dulu terulang kembali.
Satu tahun lebih telah aku lalui disini. Beragam-ragam keadaan telah aku lewati. Kini aku bukan lagi seorang mahasiswa, melainkan seorang bidan yang sah. hari ini aku wisuda dan TOGA yang aku dapatkan aku persembahkan untuk kedua orang tuaku. Aku bangga karena aku dapat lulus dari kampus ini dengan hasil yang sangat memuaskan. Aku juga bulan depan diterima di RS tempat biasa aku dinas. Betapa bangganya melihat orang tuaku tersenyum bahagia karena hasilku dan tidak sia-sia mereka membiayai kuliahku yang tidak sedikit mengeluarkan uang. Dari sini aku harus mewujudkan impianku dengan membahagiakan kedua orang tuaku dengan hasil keringat sendiri. Terimakasih atas semua doa kalian kepada aku selama ini dan terimakasih juga telah mendukung aku agar aku tetap bertahan dalam keadaan ini.

0 komentar: