ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN DAN PERUBAHAN TANDA- TANDA VITAL



KATA PENGANTAR


            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat, hidayat-Nya ,suatu kebahagian yang tiada terkira ,suatu keagungan dari sang pencipta allah SWT  melalui tangan dan pikiran penulis insyaallah dengan izinnya penulis dapat menyelesaikan serta  menyajikan makalah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusu ”Perubahan Sistem Endokrim dan Perubahan Tanda-tanda Vital” walaupun masih sangat sederhana.
            Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah, ini demi pengembangan kreatifitas penulis dan kesempurnaan makalah ini, penulis menunggu kritik dan saran dari pembaca, baik dari segi isi serta pemaparannya. Harapan penulis semoga pada  makalah yang akan datang dapat diperbaiki.
            Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca,amin.


Jambi,  September 2014

Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang………………………………………………………………………
1.2  Tujuan Masalah………………………………………………………………………...
1.3  Rumusan Masalah……………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian …………………………………………………………………………
2.2 Perubahan Sistem Endokrim …………….…………………………………………...
2.3 Perubahan Tanda- Tanda Vital………………………………………………………..

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................
3.2 Saran …………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA


 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Masa nifas kadang-kadang diangap sebagai “Cinderella”nya ilmu bidan dan obstetric karena rasa senang akan kelahiran sudah usai dan setelah persalinan dan efek kehamilan pada fisiologi ibu kurang banyak mendapatkan perhatian. Tidak banyak riset yang dilakukan tentang penentuan waktu atau mekanisme berbagai perubahan yang terjadi pada masa nifas. Namun, wanita dalam masa nifas dapat sangat rentan terhadap stress fisiologis,yang dapat menjadi patologis. Peran bidan adalah mengamati dan memantau perubahan dini serta mampu membedakan antara perubahan normal dan abnormal.

Selama masa nifas, terjadi penurunan mencolok kadar esterogen dan progesterone dalam system ibu. Penurunan konsentrasi hormon steroid  mempermudah inisiasi laktasi dan memungkinkan system fisiologisn kembali keadaan prahamil. Pada kenyataanya masa nifas seyogianya digambarkan sebagai fase transisi. Banyak perubahan fisiologis dalam masa nifas misalnya pembentukan ketrampilan menjadi orang tua, laktasi dan pemberian makanan, dimodifikasi oleh interaksi, social dahulu dan sekarang indifidu dalam situasi keluarga yang baru.
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal.
Namun, beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener et al. 1993; bick dan MacArthur,1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama (macArthuretal.1991). Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan faktor sosial.

1.2         Rumusan Masalah

1.2.1      Apa yang dimaksud dengan perubahan sistem endokrin dan perubahan tanda-                                tanda vital pada ibu nifas?
1.2.2      Bagaimanakah perubahan sistem endokrin pada ibu nifas?
1.2.3      Bagaimanakah perubahan tanda-tanda vital pada ibu nifas?
1.3         Tujuan
            1.3.1    Untuk mengetahui pengertian perubahan sistem endoktrin dan perubahan tanda-                            tanda vital pada ibu nifas.
            1.3.2    Untuk mengetahui perubahan sistem endoktrin pada ibu nifas.
            1.3.3    Untuk mengetahui perubahan tanda-tanda pada ibu nifas.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian
            Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan tanda-tanda vital adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus.
         Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung. Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut tekanan diastole. Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm hg). tekanan darah adala kecepatan aliran darah persatuan dinding pada pembuluh darah yang diberikan oleh darah yang mengalir
         Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal. Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.
         Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh. Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.

2.2         Perubahan Sistem Endokrin
               Keadaan hormone plasenta menurun dengan cepat, hormone plasenta laktogen tidak dapat terdeteksi dalam 24 jam post partum, hormone HCG menurun dengan cepat, estrogen turun sampai 10%.
               Hormon pituitary menyebabkan proklatin meningkat dengan cepat selama kehamilan, wanita yang tidak laktasi proklatin menurun sampai keadaan sebelum hamil dapat dipengaruhi seberapa banyak ibu menyusui.
               Hipolamik-pituitary-ovarium mempengaruhi untuk seluruh wanita, menstruasi pertama sering menurut siklus anovulasi atau siklus yang diasosiasikan dengan ketidakcukupan fungsi korvus luteum. Diantara wanita laktasi, 15% memperoleh menstruasi setelah 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu.
               Adanya perubahan dari hormone plasenta yaitu estrogen dan progesterone yang menurun. Hormon-hormon pituitary mengakibatkan proklatin meningkat, FSH menurun, dan LH menurun. Produksi ASI mulai pada hari ke-3 post partum yang mempengaruhi hormon proklatin, oksitosin, reflek let. Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain :
A.                Hormon Plasenta
      Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 post partum.
B.                 Hormon Pituitary
      Hormon pituitary antara lain hormone proklatin, FSH dan LH. Hormone proklaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormone proklatin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke 3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
C.                 Hipotalamik Pituitary Ovarium
      Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.
D.                Hormon Estrogen dan Progesteron
      Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen meningkat yang tinggi memperbesar hormon anti diuretic yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesterone mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perenium dan vulva serta vagina.
E.                 Hormon Oksitosin
      Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi uteri.



2.3        Perubahan Tanda-Tanda Vital
                        Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain :
a)                     Suhu Badan
                       Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2˚C. Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5˚C dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibar dari kerja keras sewaktu melhirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari ke 4 post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genetalis ataupun sistem lain. Apabila kenaikan suhu diatas 38˚C, waspada terhadap infeksi post partum.
b)                     Nadi
                       Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena pengaruh partus lama, persalinan sulit dan kehilangan darah yang berlebihan. Setiap denyut nadi diatas 100x/menit selam masa nifas adalah abnormal dan mengindifikasikan pada infeksi atau haemoragic post partum. Denyut nadi dan curah jabtung tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurundengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke 8 sampai ke 10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum hamil.
c)Tekanan Darah
                       Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat mengakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda terjadinya preeklampsi post partum. Namun demekian, hal tersebut jarang terjadi.

d)                 Pernafasan
                       Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24x/menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemuluhan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada post partum menjadi lebih cepat kemungkinan ada tanda-tanda syok.






BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
         Masa nifas adalah periode waktu atau masa dimana organ –organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil, masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu, pada masa nifas banyak terjadi perubahan fisiologis maupun perubahan psikologis,diantara perubahan fisiologis tanda – tanda vital, pada masa nifas perubahan tanda – tanda vital harus dilakukan karena untuk membantu tenaga kesehatan dalam pengawasan postpartum / nifas. Tekanan darah harus dalam keadaan stabil, suhu turun secara perlahan dan stabil pada 24 jam post partum, nadi menjadi normal setelah persalinan.
         Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistemendokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain:
1.      Hormon Oksitosin
2.      Hormon prolaktin
3.      Hormon estrogen dan progesteron.
4.      Hormon plasenta
5.      Hormon hifofisis dan fungsi ovarium
         setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada kondisi seperti sebelum hamil. Hormon kehamilan mulai menurun segera setelah plasenta keluar. Turunnya estrogen dan progesteron menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi air susu. Perubahan fisioligis yang terjadi pada wanita setelah melahirkan melibatkan perubahan yang progresif atau pembentukan jaringan-jaringan baru.
3.2         Saran
        Mengingat bahayanya kenaikan tanda - tanda vital diatas batas normal, akan berakibat fatal sehingga penting seorang tenaga Bidan memantau perkembangan fisiologis pasien post partum atau nifas di antaranya dengan memantau tanda - tanda vital. Sehingga seorang Bidan dapat melakukan penanganan selanjutnya dengan segera.




Daftar Pustaka
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan III ( Nifas ). Jakarta : TIM.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. AsuhanKebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidananpada Masa NIfas. Jakarta : salemba Medika.
Purwanti, Erni. 2012. Asuhan Kebidanan untuk Ibu NIfas. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu.
Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta Fitramaya.
Ambarwati, Eni Retna dan Wulandari, Diah. 2010 Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.


 








 





0 komentar: